Potensi Habitat Buaya Siam dan Buaya Senyulong di Kalimantan Timur untuk Mitigasi Konflik dengan Manusia
Abstract
Kekhawatiran akan kelestarian buaya telah lama terabaikan, karena ketakutan manusia akan keganasan buaya dan konflik antara manusia dan buaya yang belum terselesaikan. Buaya siamensis (Crocodylus siamensis) dan buaya senyulong
(Tomistoma schlegelii) termasuk dalam daftar merah IUCN karena wilayah jelajahnya yang terbatas dan populasinya yang terus menurun. Penelitian ini mengembangkan model kesesuaian habitat untuk kedua spesies tersebut dan
dipadukan dengan faktor antropogenik untuk memitigasi konflik antara buaya dan manusia di lahan basah Mesangat-Suwi, Kalimantan Timur, Indonesia. Mengumpulkan data keberadaan spesies dari tahun 2018–2023, mengukur variabel
lingkungan, dan mewawancarai 100 responden, serta memetakan semua informasi dengan metode Maximum Enthropy (MaxEnt). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi habitat untuk setiap spesies. Secara khusus, jarak dari rawa memiliki pengaruh paling besar untuk kedua buaya. Penelitian ini menemukan bahwa habitat potensial sebenarnya jauh lebih
kecil daripada habitat yang tidak potensial karena gangguan manusia. Sebagian besar wilayah Mesangat-Suwi tercakup dalam zona konflik tinggi antara manusia dan buaya, yang semakin membahayakan kedua spesies tersebut. Oleh karena itu, tindakan serius sangat diperlukan untuk menyelesaikan konflik, baik dengan tindakan pencegahan dan mitigasi, untuk memastikan koeksistensi manusia dan buaya di Kalimantan Timur.
Collections
- MT - Forestry [1508]
