Usaha Pembenihan Lobster Hias Air Tawar Procambarus clarkii Varietas Ghost di Resik Aquatics, Tasikmalaya, Jawa Barat
Date
2024Author
Krisnawan, Rivan Wahyu
Manalu, Doni Sahat Tua
Ramadhani, Dian Eka
Metadata
Show full item recordAbstract
Lobster clarki atau Procambarus clarkii merupakan lobster air tawar yang
memiliki warna yang menarik. Berdasarkan hasil survei, lobster ini jarang ditemui
di pasar ikan hias di Tasikmalaya dan sekitarnya, hal ini karena tidak adanya
pemasok maupun pembudidayanya. Lobster hias clarki umumnya memiliki satu
jenis warna, namun Resik Aquatics melakukan inovasi dengan mengembangkan
varietas baru yaitu clarki varietas ghost. Lobster hias clarki ghost memiliki ciri
yaitu terdapat perpaduan warna putih pada tubuhnya, sehingga membuat lobster
varietas ghost ini lebih menarik. Kegiatan produksi diawali dengan pemeliharaan
induk, penetasan telur, pemeliharaan larva, pemeliharaan benih, pemasaran benih,
pengemasan dan pengiriman benih. Pemasaran dilakukan secara offline dan online.
Penjualan benih meliputi berbagai daerah di Pulau Jawa. Hasil penjualan yang
dilakukan memperoleh keuntungan dengan revenue/cost (R/C) ratio yang tinggi
yaitu berkisar 2,48 – 5,96. R/C yang tinggi diakibatkan oleh harga jual yang tinggi
dan biaya produksi yang rendah. Clarki crayfish or Procambarus clarkii is a freshwater lobster that has an
attractive color. Based on survey results, this crayfish is rarely found in the
ornamental fish market in Tasikmalaya and its surroundings, this is because there
are no suppliers or cultivators. Clarki ornamental crayfish generally have one type
of color, but Resik Aquatics has innovated by developing a new variety, namely
the Clarki ghost variety. The Clarki ghost lobster has a characteristic combination
of white on its body, making this ghost lobster variety even more attractive.
Production activities start from parent rearing, egg hatching, larval rearing, seed
care, seed marketing, seed packaging and shipping. Marketing is done offline and
online. Seed sales cover various regions on the island of Java. The sales results
produce profits with a high income/cost ratio (R/C), ranging from 2.48 – 5.96.
High R/C is caused by high selling prices and low production costs.
