Tingkat Eksistensi Kuliner Khas Banyumas di Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah

Abstract

Kuliner merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat dijadikan sebagai identitas suatu daerah tertentu, termasuk Kabupaten Banyumas, namun kuliner khas juga menjadi kebudayaan yang tidak selamanya memiliki eksistensi yang tetap. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengidentifikasi sumberdaya kuliner khas Banyumas, menganalisis tingkat eksistensi kuliner khas Banyumas, dan menyusun program wisata dan buku kuliner sebagai upaya pelestariannya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, penyebaran kuesioner dan studi literatur. Rumus Regresi Linear Berganda (RLB) digunakan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, ketersediaan produk, pemasaran produk, dan waktu penyajian terhadap tingkat eksistensi kuliner khas. Banyumas memiliki 19 kuliner khas dengan tempe mendoan dinilai sebagai yang paling unggul. Hasil olah data menunjukkan bahwa kuliner khas Banyumas rata-rata masih memiliki eksistensi yang terjaga. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata di atas 40%, baik pada tingkat pengetahuan maupun tingkat konsumsi masyarakat dan wisatawan terhadap kuliner khas Banyumas. Ketersediaan produk, pemasaran produk, dan waktu penyajian dari perspektif pedagang juga memiliki rata-rata di atas 50%. Pola konsumsi, ketersediaan produk, pemasaran produk, dan waktu penyajian secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap eksistensi kuliner khas. Luaran yang dihasilkan adalah program wisata kuliner harian, bermalam, dan tahunan. Buku kuliner juga disusun dengan memuat konten tentang kuliner khas Banyumas dan tata cara pembuatannya.

Culinary is a form of culture that can be used as the identity of a particular area, including Banyumas Regency, but it does not always have a permanent existence. This research aimed to identify the Banyumas typical culinary resources, analyze the existence level of Banyumas typical culinary, and develop tourism programs and culinary book as an effort to preserve them. Data collection was carried out through interviews, observations, questionnaires and literature studies. The Multiple Linear Regression formula was used to determine the influence of dietary habits, product availability, product marketing, and serving time on the existence level of Banyumas typical culinary. Banyumas has 19 typical culinary with tempe mendoan considered as the most superior. The results show that Banyumas typical culinary still maintain their existence. The average value is above 40%. Product availability, product marketing, and serving time from the merchant’s perspective also shows average of above 50%. Dietary habits, product availability, product marketing, and serving time partially and simultaneously influence the existence of typical culinary. The output of this research is a daily, overnight and annual culinary tourism program. The other output is a culinary book containing information about Banyumas typical culinary and the procedures for making them.