| dc.description.abstract | Indramayu rentan terhadap perubahan iklim, berisiko kekeringan, banjir,
dan penurunan produksi padi. Faktor iklim sepeti suhu, kelembapan dan curah hujan sangat penting saat fase generatif (bunting) tanaman padi. Reproduksi tikus sawah (R. argentiventer), juga sangat terkait dengan ketersediaan pakan berkualitas, terutama selama musim hujan saat tanaman padi memasuki fase generatif, yang dapat meningkatkan aktivitas pergerakan tikus dan menyebabkan kerusakan pada padi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi serangan hama tikus
sawah (Rattus argentiventer) pada tanaman padi berdasarkan kondisi iklim di Kabupaten Indramayu. Dengan menggunakan model CLIMEX, penelitian ini mengevaluasi kesesuaian iklim untuk perkembangan serangan hama tikus sawah. Penelitian ini menggunakan alat seperti Microsoft Office, Microsoft Excel, Microsoft Access, CLIMEX 4.0, dan Google Earth Pro, serta data iklim observasi dari berbagai sumber. Analisis regresi nonlinear polinomial digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh faktor-faktor iklim terhadap luas serangan R. argentiventer. Hasil penelitian menunjukkan pada musim tanam I faktor iklim yang paling mempengaruhi luas serangan adalah curah hujan yaitu sebesar 35%, pada musim tanam II faktor iklim yang paling mempengaruhi luas serangan adalah suhu udara yaitu sebesar 87%, dan pada musim tanam III faktor iklim yang paling mempengaruhi luas serangan adalah kelembapan udara yaitu sebesar 28%. Pada pemodelan CLIMEX menunjukkan bahwa perbedaan ketinggian di Kabupaten Indramayu memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kelayakan lingkungan untuk pertumbuhan tikus sawah, sehingga tikus sawah bisa hidup di
semua area persawahan di Kabupaten Indramayu. | |
