dc.contributor.advisor | Mardiastuti, Ani | |
dc.contributor.advisor | Mulyani, Yeni Aryati | |
dc.contributor.author | Pramunandya, Raka Aditya | |
dc.date.accessioned | 2024-07-26T03:08:05Z | |
dc.date.available | 2024-07-26T03:08:05Z | |
dc.date.issued | 2024 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/154848 | |
dc.description.abstract | Cenderawasih kuning-besar (Paradisaea apoda Linnaeus 1758) merupakan burung yang persebarannya terbatas di Papua dan Pulau Aru. Dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Cenderawasih (famili Paradisaeidae) memiliki keunikan berupa perilaku display yang dilakukan di suatu ‘arena’ yang disebut lek. Cenderawasih kuning-besar memilih pohon sebagai tempat lek yang kemudian disebut dengan pohon lek. Kawasan hutan produksi yang dikelola oleh PT Inocin Abadi dan PT Tunas Timber Lestari, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan, merupakan habitat esensial bagi keberlangsungan hidup Cenderawasih kuning-besar. Pembagian wilayah PT Inocin Abadi dan PT Tunas Timber Lestari berdasarkan tahun penebangan disebut dengan sistem Rencana Kerja Tahunan (RKT). Prosedur tebang pilih dan penerapan RKT telah membuat perubahan komposisi, densitas, dan canopy layer di hutan produksi, hal ini diduga dapat mempengaruhi pemanfaatan habitat oleh cenderawasih kuning-besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui vegetasi dan pemanfaatan habitat Cenderawasih kuning-besar di hutan produksi PT Inocin Abadi dan PT Tunas Timber Lestari.
Pengambilan data vegetasi, kondisi habitat, dan pemanfaatan habitat cenderawasih kuning-besar dilakukan di PT Inocin Abadi dengan membagi wilayah penelitian berdasarkan RKT terpilih. Sebanyak 11 RKT dipilih sebagai lokasi penelitian dengan mempertimbangkan kehadiran cenderawasih kuning-besar dan aksesibilitas. Masing-masing RKT terpilih selanjutnya ditentukan lokasi plot utama, dari plot tersebut ditarik garis sejauh 100m berdasarkan arah mata angin untuk ditentukan plot perhitungan, seluruh plot berbentuk lingkaran dan memiliki jari-jari 17,8m. Karakteristik habitat dianalisis secara deskriptif kualitatif, sedangkan vegetasi dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Pengamatan pemanfaatan habitat cenderawasih kuning-besar dilakukan di plot yang sama dengan pengambilan data vegetasi. Penentuan data pemanfaatan habitat dilakukan dengan mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pemanfaatan habitat. Pengambilan data dilakukan dengan mencatat seluruh jenis aktivitas, durasi, jumlah, jenis kelamin cenderawasih, pohon aktivitas, dan posisi burung. Pemanfaatan habitat melalui aktivitas display dilakukan di PT Tunas Timber Lestari dengan merekam seluruh aktivitas display dengan video recorder. Data pemanfaatan habitat dan perilaku display kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data sekunder aktivitas harian cenderawasih kuning-besar diperoleh melalui kamera trap yang telah dilakukan oleh PT Bina Cipta Abadi di area hutan produksi yang berbatasan dengan PT Inocin Abadi pada tahun 2017. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Karakteristik hutan di masing-masing RKT dapat dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tebangannya, yaitu tebangan lama, tebangan agak lama, tebangan baru, sedang ditebang, dan belum ditebang. Hasil penelitian menunjukkan tebangan lama memiliki sedikitnya empat kanopi layer dan banyak tiang, sebaliknya tebangan baru dan sedang ditebang memiliki dua sampai empat kanopi layer dan tiang lebih
sedikit. Khusus pada RKT yang belum ditebang, menunjukkan bahwa hanya terdapat dua kanopi layer dan banyak semak. Hal tersebut disebabkan oleh lokasi RKT tersebut merupakan area hutan yang berbatasan dengan rawa.
Hasil analisis vegetasi menunjukkan sebanyak 23 jenis pohon ditemukan di seluruh plot pengamatan yang didominasi oleh Syzygium sp. dan Dryobalanops sp. Jenis Syzygium sp. juga merupakan jenis dengan nilai indeks nilai penting (INP) tertinggi yaitu 138,3. Terdapat tiga jenis pohon yang tersebar di seluruh plot penelitian yaitu Syzygium sp., Dryobalanops sp., dan Myristica giganthea. Sebanyak 13 pohon merupakan pakan cenderawasih kuning-besar. Myristica sp. merupakan satu-satunya buah yang teramati sedang dimakan oleh cenderawasih kuning-besar. Dari seluruh plot pengamatan vegetasi, cenderawasih kuning-besar memiliki kecenderungan untuk memilih area yang memiliki pohon pakan berbuah.
Data pemanfaatan habitat oleh cenderawasih kuning-besar didapatkan di Plot Pengamatan RKT 2012. Momen tersebut terjadi saat sekelompok cenderawasih kuning-besar sebanyak tujuh ekor datang bersamaan ke dalam plot pengamatan. Aktivitas yang dilakukan cenderawasih kuning-besar di dalam plot yaitu bertengger, makan, dan menelisik. Beberapa cenderawasih kuning-besar terlihat memakan buah Myristica giganthea atau mendarahan sedangkan aktivitas menelisik dilakukan di pohon Cyrtostachys sp. Aktivitas makan dan menelisik dilakukan di tajuk tengah, sedangkan aktivitas bertengger dilakukan di tajuk atas dan tengah.
Aktivitas display pada pohon lek teramati di kawasan PT Tunas Timber Lestari. Terdapat dua individu jantan yang melakukan display, kedua jantan merupakan individu yang belum sepenuhnya dewasa (sub-adult), namun dapat dipastikan salah satu jantan lebih dewasa karena memiliki bulu hias. Kedua jantan melakukan display secara terpisah, namun pada saat jantan dewasa display, terlihat bahwa jantan yang lebih muda memperhatikan gerakan jantan dewasa, hal tersebut memperlihatkan bahwa diduga jantan muda belajar display dari jantan dewasa.
Pengelolaan hutan produksi PT Inocin Abadi menggunakan sistem tebang pilih, secara tidak langsung dapat mempertahankan bioekologi cenderawasih kuning-besar. Oleh karena itu metode produksi hutan dengan sistem tebang pilih perlu dipertahankan. PT Tunas Timber Lestari sebagai lokasi teramatinya perilaku display di pohon lek, disarankan memiliki membuat program perlindungan pohon lek demi mengkonservasi cenderawasih kuning-besar. Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan data dasar dalam pengelolaan kawasan hutan produksi yang lestari dan menjadi konservasi Cenderawasih kuning-besar. | |
dc.description.abstract | The Greater Bird-of-Paradise (Paradisaea apoda Linnaeus 1758) is a bird species endemic to Papua and the Aru Islands. It is protected under the Regulation of the Minister of Environment and Forestry (LHK) Number P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Birds-of-paradise (family Paradisaeidae) are unique for their display behaviors conducted in a 'lek' arena. The Greater Bird-of-Paradise selects specific trees for their lek sites, known as lek trees. The production forest managed by PT Inocin Abadi and PT Tunas Timber Lestari in Boven Digoel, South Papua, serves as a crucial habitat for the survival of this bird. The areas managed by PT Inocin Abadi and PT Tunas Timber Lestari are divided by annual logging plans known as the Annual Work Plan (RKT) system. Selective logging procedures and the implementation of the RKT system have altered the forest composition, density, and canopy layers, which may impact the habitat use by the Greater Bird-of-Paradise. This study aims to examine the vegetation and habitat utilization of the Greater Bird-of-Paradise in the production forest areas of PT Inocin Abadi and PT Tunas Timber Lestari.
Data collection on vegetation, habitat conditions, and habitat utilization by the Greater Bird-of-Paradise was conducted at PT Inocin Abadi by dividing the research area based on selected RKTs. Eleven RKTs were chosen as study sites based on the presence of the Greater Bird-of-Paradise and accessibility. Main plots were determined within each selected RKT, and from these plots, lines were drawn 100 meters in the cardinal directions to determine calculation plots. All plots were circular with a radius of 17,8 meters. Habitat characteristics were analyzed descriptively and qualitatively, while vegetation was analyzed descriptively and quantitatively.
Habitat utilization observations were conducted in the same plots where vegetation data was collected. Habitat utilization data was determined by observing activities related to habitat use. Data was collected by recording all types of activities, duration, number, sex of the birds, activity trees, and bird positions. Habitat utilization through display activities was recorded at PT Tunas Timber Lestari using a video recorder. Habitat utilization and display behavior data were then analyzed descriptively and qualitatively. Secondary data on daily activities of the Greater Bird-of-Paradise was obtained from camera traps installed by PT Bina Cipta Abadi in the production forest area bordering PT Inocin Abadi in 2017. This data was analyzed descriptively and qualitatively.
Forest characteristics in each RKT could be grouped into four categories based on logging activities: old logging, somewhat old logging, new logging, currently being logged, and not yet logged. The study found that old logging areas had at least four canopy layers and many poles, whereas new and currently logged areas had two to four canopy layers and fewer poles. Unlogged RKTs had only two canopy layers and many shrubs due to their location near swampy areas.
Vegetation analysis identified 23 tree species across all observation plots, dominated by Syzygium sp. and Dryobalanops sp. Syzygium sp. had the highest importance value index (IVI) of 138,3. Three tree species were found in all research plots: Syzygium sp., Dryobalanops sp., and Myristica giganthea. Thirteen trees were food sources for the Greater Bird-of-Paradise, with Myristica sp. being the only observed fruit consumed by the bird. The Greater Bird-of-Paradise tended to choose areas with fruit-bearing food trees for habitat.
Habitat utilization data from the Greater Bird-of-Paradise was obtained in the 2012 RKT Observation Plot. During this time, a group of seven Greater Bird-of-Paradise birds arrived simultaneously at the observation plot. Their activities included perching, eating, and preening. Some birds were observed eating Myristica giganthea fruit or resting, while preening activities were observed on Cyrtostachys sp. trees. Eating and preening occurred in the middle canopy, while perching occurred in the upper and middle canopy layers.
Display activities on lek trees were observed at PT Tunas Timber Lestari, involving two sub-adult males, one of which was more mature with decorative feathers. The sub-adults performed separate displays, but the younger male observed the movements of the more mature male, indicating that young males might learn display behaviors from older males.
The selective logging system used by PT Inocin Abadi indirectly supports the bioecology of the Greater Bird-of-Paradise. Therefore, the selective logging method should be maintained. PT Tunas Timber Lestari, where display behavior was observed on lek trees, is advised to implement a lek tree protection program to conserve the Greater Bird-of-Paradise. This research is expected to serve as a foundational data source for sustainable production forest management and the conservation of the Greater Bird-of-Paradise. | |
dc.description.sponsorship | KORINDO Group | |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | Karakteristik dan Pemanfaatan Habitat Cenderawasih Kuning-Besar (Paradisaea apoda) di Hutan Produksi Boven Digoel, Papua Selatan | id |
dc.title.alternative | Characteristics and Habitat Utilization of the Greater Bird-of-Paradise (Paradisaea apoda) in the Production Forest of Boven Digoel, South Papua | |
dc.type | Tesis | |
dc.subject.keyword | habitat | id |
dc.subject.keyword | Cenderawasih kuning-besar | id |
dc.subject.keyword | display lek | id |
dc.subject.keyword | hutan produksi | id |