Show simple item record

dc.contributor.advisorRisdiyanto, Idung
dc.contributor.authorIslami, Gilang Bagaskara
dc.date.accessioned2024-07-25T00:59:54Z
dc.date.available2024-07-25T00:59:54Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/154749
dc.description.abstractKetersediaan air irigasi merupakan salah satu faktor penting bagi keberlangsungan kegiatan pertanian. Daerah Irigasi (DI) Rentang memiliki peranan krusial sebagai penyuplai air irigasi ke tiga wilayah lumbung padi nasional di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketersediaan air pada DI Rentang menggunakan model SWAT. Proses evaluasi akan dilakukan dengan cara membandingkan neraca air ketersediaan dan kebutuhan air irigasi. Hasil analisis menujukan bahwa model SWAT mampu memberikan performa yang baik dalam proses estimasi ketersediaan air, hal ini terlihat dari hasil uji statistik debit simulasi setalah dikalibrasi menghasilkan nilai R2 = 0,73 dan NSE = 0,72. Hasil analisis kebutuhan air disajikan dalam tiga skenario berbeda, yakni 1 L/detik, 1,5 L/detik, dan 2 L/detik. Perbandingan neraca ketersediaan dan kebutuhan air menunjukkan bahwa pada musim tanam 1 ketersediaan debit air pada DI Rentang masih belum mampu memenuhi kebutuhan air secara optimal, terutama pada skenario kebutuhan air 1,5 dan 2 L/detik. Di sisi lain, pada musim tanam 2 atau pada musim kemarau, ketersediaan air pada DI Rentang hampir sama sekali tidak dapat memenuhi kebutuhan air irigasi pada semua skenario. Oleh sebab itu, perlu dilakukan langkah manajemen irigasi yang baik untuk meminimalisir penurunan produktivitas pertanian dan risiko kegagalan panen.
dc.description.abstractThe availability of irrigation water is crucial for sustaining agricultural activities. The Rentang irrigation area is essential for supplying irrigation water to three national rice granary regions in Indonesia. This study uses the SWAT model to assess the water availability in the Rentang irrigation area. The evaluation involves comparing the water availability balance with the irrigation water requirements. The analysis results indicate that the SWAT model effectively estimates water availability, as shown by statistical tests with a simulated discharge R2 value of 0.73 and an NSE value of 0.72 after calibration. The water requirement analysis is presented in three scenarios: 1 liter per second (L/s), 1.5 L/s, and 2 L/s. The comparison between water availability and demand reveals that during the first planting season, the water availability in the Rentang irrigation area falls short of meeting optimal irrigation needs, especially in the 1.5 and 2 L/s demand scenarios. Additionally, during the second planting season or the dry season, the water availability in the Rentang irrigation area is insufficient to meet irrigation needs across all scenarios. Therefore, effective irrigation management steps are necessary to minimize agricultural productivity decline and harvest failure risks.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEvaluasi Ketersediaan Air Irigasi Pertanian Menggunakan Model Soil Water Assesment Tool (Studi Kasus: Daerah Irigasi Rentang)id
dc.title.alternativeEvaluation of Agricultural Irrigation Water Availability Using the Soil Water Assessment Tool Model (Case Study: Rentang Irrigation Area)
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordwater avabialityid
dc.subject.keywordirrigation areaid
dc.subject.keywordIntergovernmental Panel on Climate Changeid
dc.subject.keywordrunoffid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record