dc.contributor.advisor | Sjaf, Sofyan | |
dc.contributor.author | Tarigan, Naomi Ive Br | |
dc.date.accessioned | 2024-07-24T06:50:40Z | |
dc.date.available | 2024-07-24T06:50:40Z | |
dc.date.issued | 2024 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/154728 | |
dc.description.abstract | Film dokumenter “Binar Bestari” merupakan film dokumenter yang dilakukan di Pondok Pesantren Daarul Rahman. “Binar Bestari” sendiri memiliki makna kilau pendidikan, dan pada film dokumenter ini akan mengangkat cerita tentang bagaimana Pondok Pesantren Daarul Rahman tetap dapat mempertahankan kurikulum pembelajaran mereka sendiri yang terdiri atas dua metode pembelajaran, yakni metode pembelajaran tradisional dan metode pembelajaran modern. Pada pembuatan film dokumenter “Binar Bestari”, skenario menjadi hal utama yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan menjadi aspek yang sangat dibutuhkan, karena skenario berperan untuk mengatur seluruh isi cerita yang akan divisualisasikan menjadi sebuah film dokumenter. Pembuatan skenario dalam film dokumenter ini menggunakan struktur tiga babak yang membagi skenario menjadi tiga bagian yakni babak pertama, babak kedua, dan babak ketiga. Penulis skenario atau script writer harus mampu menggunakan struktur tiga babak dalam penulisan skenario “Binar Bestari” agar sutradara dan tim lainnya mudah mengerti, karena skenario yang terstruktur dengan baik sehingga proses produksi juga dapat berjalan dengan baik. | |
dc.description.abstract | The documentary film "Binar Bestari" is a documentary film conducted at the
Daarul Rahman Islamic Boarding School. "Binar Bestari" itself means the shine of
education, and this documentary film will tell the story of how the Daarul Rahman
Islamic Boarding School can still maintain their own learning curriculum which
consists of two learning methods, namely traditional learning methods and modern
learning methods. In making the documentary film "Binar Bestari", the scenario is
the main thing that must be completed first and is a very needed aspect, because the
scenario plays a role in organizing the entire content of the story which will be
visualized into a documentary film. The scenario creation in this documentary uses
a three-act structure which divides the scenario into three parts, namely the first act,
second act and third act. The screenwriter or script writer must be able to use a
three-act structure in writing the "Binar Bestari" scenario so that the director and
other teams can easily understand, because the scenario is well structured so that
the production process can also run well. | |
dc.description.sponsorship | | |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | Penulisan Skenario Menggunakan Struktur Tiga Babak Pada Film Dokumenter “Binar Bestari” di Pondok Pesantren Daarul Rahman | id |
dc.title.alternative | Scenario Writing Using The Three-Act Structure in the Documentary Film “Binar Bestari” at the Daarul Rahman Islamic Boarding School | |
dc.type | Tugas Akhir | |
dc.subject.keyword | Documentary Film | id |
dc.subject.keyword | Three Act Structure | id |
dc.subject.keyword | Binar Bestari | id |
dc.subject.keyword | Screenplay | id |