Estimasi Populasi Macan Dahan Sunda serta Kesesuaian dan Konektivitas Habitatnya di Hutan Lindung Batutegi Lampung

Abstract

Salah satu spesies karnivora yang paling langka dan paling sedikit dipahami, macan dahan sunda (Neofelis diardi) menghadapi ancaman besar akibat hilang dan terfragmentasinya habitat yang terus berlanjut. Hutan Lindung Batutegi yang diidentifikasi sebagai habitat macan dahan sunda, juga mengalami fragmentasi dan perambahan. Ancaman-ancaman tersebut telah menyebabkan berkurangnya ketersediaan habitat yang sesuai bagi populasi macan dahan sunda yang sudah terisolasi dan menciptakan hambatan yang membatasi pergerakannya. Pemahaman terhadap kondisi populasi macan dahan sunda, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan habitatnya, dan pengembangan koridor ekologi untuk meningkatkan konektivitasnya sangat penting bagi konservasi macan dahan sunda di Hutan Lindung Batutegi. Penelitian ini mengkaji data camera trap yang dipasang pada periode Maret – Desember 2023 dan menggunakan spatially explicit capture-recapture (SECR) untuk menganalisis kepadatan populasi macan dahan Sunda. Pemodelan maximum entropy (Maxent) digunakan untuk membuat peta kesesuaian habitat, yang kemudian digunakan untuk membuat permukaan resistansi untuk melakukan analisis konektivitas habitat menggunakan pemodelan least-cost path (LCP). Macan dahan sunda yang teridentifikasi berjumlah lima individu dengan sex ratio satu jantan dan satu betina (1:1) serta dua kelompok umur yaitu muda dan dewasa. Perkiraan kepadatan macan tutul sunda adalah 2,23 individu/100 km2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa area studi mampu mendukung keberadaan macan dahan sunda, dengan tingkat kesesuaian sedang dimana keberadaan macan dahan sunda didorong oleh keberadaan lanskap hutan dan area berelevasi tinggi. Prediksi jalur-jalur konektivitas menunjukkan bahwa koridor yang paling sesuai dapat memfasilitasi pergerakan macan dahan sunda dari satu kawasan hutan ke kawasan hutan lainnya dengan melintasi matriks petak hutan dan kebun campuran dan menghindari perkebunan monokultur. Implikasi pengelolaan yang dapat mendukung konservasi macan dahan sunda adalah dengan memastikan kawasan budidaya menjadi semakin heterogen sehingga menyediakan koridor yang lebih permeabel.

One of the rarest and least understood species of carnivore, the Sunda clouded leopard (Neofelis diardi), is facing considerable threats from continued habitat loss and fragmentation. The Batutegi Protected Forest, which was recently identified as an existing, but isolated habitat of this vulnerable felid, is also experiencing fragmentation and encroachment. These combined threats have led to a reduction in the availability of suitable habitat for this isolated population and creates barriers restricting its movement between forested areas. Understanding the condition of the Sunda clouded leopard’s population, the influencing factors for its habitat selection, and ecological corridors development to improve its connectivity is critical to the conservation of the Sunda clouded leopard in Batutegi Protected Forest. This research examined camera trap data installed in March – December 2023 period and used spatially explicit capture-recapture (SECR) to analyze the population density of the Sunda clouded leopard. Maximum entropy (Maxent) modeling was used to construct a habitat suitability map, which was used to develop the resistance surface for performing habitat connectivity analysis using least-cost path (LCP) modeling. There were five individual Sunda clouded leopards identified with the sex ratio of one male to one female (1:1) and two age groups of juvenile and adult. The estimated density of the Sunda clouded leopard is 2,23 individual/100 km2. The results indicated that there was a moderate potential that some areas of the study region to support the occurrence of Sunda clouded leopard, whose presence appeared to be mainly driven by the presence of forested landscapes and higher elevations. The predicted connectivity network revealed that the most suitable corridor could facilitate the movement of Sunda clouded leopards between forested areas by avoiding the monoculture plantations and mainly crossing through a matrix of forested patches and mixed plantation areas. Management implication that could support the Sunda clouded leopard conservation is by ensuring the cultivated areas become increasingly heterogeneous to provide more permeable corridors.