Show simple item record

dc.contributor.advisorFauzi, Akhmad
dc.contributor.advisorNuryartono, R. Nunung
dc.contributor.advisorSiregar, Hermanto
dc.contributor.authorIngratubun, Muhammad Amir
dc.date.accessioned2024-07-10T00:04:29Z
dc.date.available2024-07-10T00:04:29Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/153348
dc.description.abstractThis dissertation is about the total amount of Indonesia’s domestic or endogenous capital included in urban and rural development cooperation with ADB and its impact on Indonesia
dc.description.abstractDisertasi ini membahas tentang jumlah total modal domestik atau modal endogen Indonesia yang disertakan dalam kerja sama pembangunan perkotaan dan perdesaan dengan ADB dan dampaknya terhadap kesejahteraan dan kemakmuran Indonesia. Penulis menganalisa USD33,3 miliar pinjaman ADB dari tahun 1969 hingga 2017, yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Di tingkat provinsi, Penulis menganalisis proyek-proyek pengentasan kemiskinan di empat provinsi di Sumatera. Penulis mulai dengan mendekonstruksi (urai bongkar)teori-teori ekonomi pembangunan dan perbankan. Penulis membandingkan dan membedakan teori-teori yang ada, yaitu antara teori pertumbuhan eksogen (EXGT) dengan teori pertumbuhan endogen (ENGT) dan kesenjangan tabungan-investasi (SIGT) dengan teori uang endogen (EMT) yang juga dikenal sebagai teori penciptaan kredit (CCT). Selama penelitian ini, Penulis menemukan—seperti yang telah banyak peneliti temukan—tentang hubungan yang erat antara bantuan pembangunan (termasuk pinjaman ADB) dengan kolonialisme. Penulis menyebutnya sebagai neo-kolonialisme yang menggunakan utang, perbankan, dan keuangan (DBFT) sebagai senjatanya. Pengetahuan yang benar tentang bagaimana ekonomi dan keuangan bekerja telah disembunyikan sejak awal 1900-an. Setelah menemukan teori-teori yang berlaku dan benar, Penulis kemudian merekonstruksi (bangun ulang) teori-teori ini berdasarkan literatur dan data empiris. Untuk analisis empiris, Penulis menerapkan metodologi abduktif non-ekonometrik dengan melakukan triangulasi hasil dari beberapa analisis dengan metodologi kuantitatif dan kualitatif dengan tujuan untuk memecahkan masalah korelasi versus sebab-akibat. Penulis menganalisis pinjaman ADB secara dinamis seiring dengan perkembangan pencairannya dalam kurun waktu antara 5 hingga 10 tahun. Penulis melengkapi analisis ini dengan analisis total pinjaman mata uang asing (FCL) dan Bantuan Pembangunan Luar Negeri (ODA) Indonesia yang di dalamnya termasuk pinjaman ADB. Hasilnya menunjukkan bahwa utang dari ADB dalam mata uang asing (terutama dalam dolar AS), tidak pernah masuk ke Indonesia (nol dolar) berdasarkan aturan perbankan internasional. Agar dapat masuk dan memberi manfaat bagi Indonesia, ADB harus meminjamkan Rupiah kepada ADB atau bank-bank perwakilannya, yang kemudian meminjamkannya kembali kepada Indonesia. Setelah dikonversi ke Rupiah, kurang dari 3% pinjaman ADB yang bermanfaat bagi Indonesia. Pola yang sama juga terlihat pada FCL dan ODA. Bank-bank komersial swasta mencairkan pinjaman dalam satu hari, sementara ADB membutuhkan waktu antara 5 hingga 10 tahun atau 1.825 hingga 3.650 hari. Pinjaman dari ADB memiliki dampak negatif. Pinjaman ini memperlambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pengangguran, dan tingkat kemiskinan setidaknya tiga kali lipat, serta membuat Rupiah terdepresiasi setidaknya 33% untuk setiap 1% dari PDB yang dipinjam dari ADB. Indonesia mengalami pelarian modal setidaknya $34 hingga $470 (endogen) untuk setiap $1 pinjaman. ADB setidaknya 14 kali lebih mahal daripada bank-bank komersial swasta. Direkomendasikan untuk menghentikan pinjaman dalam mata uang asing, dan segera mencairkan secara penuh sisa pinjaman yang ada, dan setidaknya 90% dari pinjaman baru dicairkan dalam mata uang Rupiah segera setelah perjanjian pinjaman ditandatangani. Indonesia tidak perlu meminjam dari luar negeri karena pendanaan dalam negeri sudah cukup untuk membantu pembangunan nasional.
dc.description.sponsorshipTidak ada
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleRegional Cooperation Dynamics in Urban and Rural Development: Indonesia Endogenous Capitals in Asian Development Bank (ADB)id
dc.title.alternativeDINAMIKA KERJA SAMA REGIONAL DALAM PENGEMBANGAN URBAN DAN PERDESAAN: MODAL ENDOGENOUS INDONESIA DI BANK PEMBANGUNAN ASIA (ASIAN DEVELOPMENT BANK)
dc.typeDisertasi
dc.subject.keywordutangid
dc.subject.keywordkebocoran wilayahid
dc.subject.keywordregional leakagesid
dc.subject.keywordkemiskinanid
dc.subject.keywordpovertyid
dc.subject.keyworddampak negatifid
dc.subject.keywordpengangguranid
dc.subject.keywordunemploymentid
dc.subject.keyworddebtid
dc.subject.keywordnegative impactid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record