Show simple item record

dc.contributor.authorPribadi, Eko S.
dc.date.accessioned2024-07-03T06:12:05Z
dc.date.available2024-07-03T06:12:05Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/153112
dc.description.abstractMinuman teh merupakan minuman tradisional masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masyarakat Indonesia menggunakan daun Camelia sp. sebagai bahan dasar minuman teh. Pohon teh yang telah ditanam oleh beberapa perusahaan perkebunan teh dan masyrakat petani teh di Indonesia diimpor oleh Belanda sejak tahun 1684. Total panen daun teh di Indonesia selama periode 2018-2021 masing-masing sebanyak 140.236, 130.552, 128.015, dan 129.530 ton. Daun teh yang dipetik adalah daun teh pekoe 1 (jarum perak), 2 dan 3. Kementerian Perdagangan (2021) menyatakan daun teh yang bermutu baik menjadi barang ekspor ke beberapa negara, seperti Malaysia (13,12%), Rusia (12,63%), dan Australia (10,32%). Sisanya untuk dikonsumsi dalam di dalam negeri. Saat ini, Provinsi Jawa Barat memiliki wilayah dengan kebun teh terluas di Indonesia, yakni seluas 7.500 ha dengan total panen terbesar (DJP 2021). Setelah dipanen, ada berbagai teknik yang digunakan untuk mengolah daun teh. Proses pengolahan daun teh yang dilakukan oleh pabrik teh berbeda dengan yang dilakukan oleh petani teh. Petani teh jarang mengolah daun teh yang mereka panen. Mereka biasanya menjual daun teh ke pabrik teh. Tergantung teknik pengolahannya, ada enam jenis teh yang dihasilkan menurut proses fermentasi/oksidasi yang dilakukan. Masing-masing jenis teh memiliki sifat kimia dan sensorik yang unik (Vishnoi et al. 2018; Chen et al. 2020). Jenis utama teh yang dihasilkan adalah teh putih (white tea), teh hijau (green tea), teh kuning (yellow tea), teh oolong (oolong tea), teh hitam (black tea) dan dark tea (masyarakat Cina menyebutnya “pu-erh”, atau “hei cha”, teh yang mengalami fermentasi). Teh hijau adalah salah satu jenis teh olahan yang paling populer. Teh hijau dihasilkan dari daun segar yang dikukus pada suhu tinggi, sehingga menonaktifkan enzim oksidatif tetapi meninggalkan kandungan polifenol utuh (Vishnoi et al. 2018; Fang et al. 2019). Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa teh hijau memiliki banyak manfaat kesehatan sehingga mereka meminumnya. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherDivisi Mikrobiologi Medik Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis Institut Pertanian Bogorid
dc.titleTeh yang Bermutu Baik asal Indonesia dan Manfaat Kesehatannyaid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record