Show simple item record

dc.contributor.authorOctadiandra, Muhammad Rif’an
dc.contributor.authorSetiawan, Andri
dc.contributor.authorHidayat, Aditya Rukmana
dc.contributor.authorLestari, Fitriani Eka Puji
dc.date.accessioned2024-06-27T00:33:36Z
dc.date.available2024-06-27T00:33:36Z
dc.date.issued2024-06
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152943
dc.description.abstractDaging ayam broiler merupakan salah satu bahan baku pagan yang banyak disukai oleh Masyarakat. Hal ini karena daging ayam broiler memiliki harga yang relative lebih terjangkau bila dibandingkan dengan daging sapi. Selain itu, daging ayam broiler juga mudah didapat dan diolah. Belakangan ini banyak sekali bermunculan pedagang daging ayam broiler skala kecil yang menjual ayam broiler beserta jasa penyembelihan unggas. Kemunculan fenomena ini dapat menjadi tanda bahwa minat masyarakat terhadap konsumsi daging ayam broiler yang meningkat dan pengunjual daging ayam broiler ingin menjangkau konsumen dengan lebih dekat. Berdasarkan Kementrian Pertanian 2022, populasi ayam ras pedaging terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2021 populasi ayam ras pedaging sebanyak 2,9 juta ekor dan meningkat di tahun 2022 sebanyak 3,2 juta ekor. Sedangkan untuk produksi daging ayam broiler pada tahun 2022 mencapai 3,7 juta ton dari produksi daging secara keselurahan sebesar 5,1 juta ton. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa 72,5% kebutuhan daging di Indonesia dipenuhi dari ayam ras pedaging. Ayam ras pedaging atau yang biasa disebut dengan ayam broiler adalah ayam yang telah melalui proses seleksi genetik secara turun temurun hingga mendapatkan komposisi genetik yang tepat untuk dijadikan sumber daging. Ayam broiler memiliki keunggulan dibandingkan dengan ternak unggas lainnya seperti memiliki pertumbuhan yang cepat dimana umumnya ayam sudah dapat dipanen pada umur 28-35 hari, memiliki perdagingan yang tebal terutama di bagian dada dan paha serta memiliki kemampuan mengkonversi pakan menjadi bobot badan yang baik. Kesuksesan dalam memeliharan ayam ras pedaging ditentukan oleh dua faktor yakni faktor genetik dan faktor non genetik. Faktor genetic dari ayam ras pedaging tentulah tidak perlu diragukan lagi karena telah melalui seleksi genetik yang ketat, sedang faktor non genetik yang dimaksud meliputi lingkungan pemeliharaan (fisik, termal dan sosial), pakan dan kesehatan. Lingkungan fisik yang dimaksid adalah kendang dan peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan, linngkungan termal berupa suhu dan kelembaban lingkungan pemeliharaan ayam ras pedaging dan lingkungan sosial meliputi kepadatan kendang dan peralatan, tingkag laku ternak ayam ras sebagai respon dari kondisi lingkungan. Peternakan ayam Mukson adalah salah satu peternakan ayam ras pedaging yang berada di wilayah Bogor. Pada saat kegiatan ini berlangsung, kendang ayam Mukson merupakan kendang mitra dari PT Charoen Pokhpand Indonesia. Kandang Mukson terletak di Jasinga, Kabupaten Bogor dengan system perkandangan tertutup atau closed house. ...id
dc.language.isoidid
dc.titleAnalisis Performa Produksi Ayam Ras Pedaging Di Kandang Mukson Jasinga, Bogorid
dc.typeTechnical Reportid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record