Analisis Performa Produksi Ayam Ras Pedaging Di Kandang Mukson Jasinga, Bogor
View/ Open
Date
2024-06Author
Octadiandra, Muhammad Rif’an
Setiawan, Andri
Hidayat, Aditya Rukmana
Lestari, Fitriani Eka Puji
Metadata
Show full item recordAbstract
Daging ayam broiler merupakan salah satu bahan baku pagan yang banyak
disukai oleh Masyarakat. Hal ini karena daging ayam broiler memiliki harga yang
relative lebih terjangkau bila dibandingkan dengan daging sapi. Selain itu, daging
ayam broiler juga mudah didapat dan diolah. Belakangan ini banyak sekali
bermunculan pedagang daging ayam broiler skala kecil yang menjual ayam broiler
beserta jasa penyembelihan unggas. Kemunculan fenomena ini dapat menjadi tanda
bahwa minat masyarakat terhadap konsumsi daging ayam broiler yang meningkat
dan pengunjual daging ayam broiler ingin menjangkau konsumen dengan lebih dekat.
Berdasarkan Kementrian Pertanian 2022, populasi ayam ras pedaging terus
meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2021 populasi ayam ras pedaging sebanyak
2,9 juta ekor dan meningkat di tahun 2022 sebanyak 3,2 juta ekor. Sedangkan untuk
produksi daging ayam broiler pada tahun 2022 mencapai 3,7 juta ton dari produksi
daging secara keselurahan sebesar 5,1 juta ton. Berdasarkan data tersebut diketahui
bahwa 72,5% kebutuhan daging di Indonesia dipenuhi dari ayam ras pedaging.
Ayam ras pedaging atau yang biasa disebut dengan ayam broiler adalah
ayam yang telah melalui proses seleksi genetik secara turun temurun hingga
mendapatkan komposisi genetik yang tepat untuk dijadikan sumber daging. Ayam
broiler memiliki keunggulan dibandingkan dengan ternak unggas lainnya seperti
memiliki pertumbuhan yang cepat dimana umumnya ayam sudah dapat dipanen
pada umur 28-35 hari, memiliki perdagingan yang tebal terutama di bagian dada
dan paha serta memiliki kemampuan mengkonversi pakan menjadi bobot badan
yang baik.
Kesuksesan dalam memeliharan ayam ras pedaging ditentukan oleh dua
faktor yakni faktor genetik dan faktor non genetik. Faktor genetic dari ayam ras
pedaging tentulah tidak perlu diragukan lagi karena telah melalui seleksi genetik
yang ketat, sedang faktor non genetik yang dimaksud meliputi lingkungan
pemeliharaan (fisik, termal dan sosial), pakan dan kesehatan. Lingkungan fisik yang
dimaksid adalah kendang dan peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan,
linngkungan termal berupa suhu dan kelembaban lingkungan pemeliharaan ayam
ras pedaging dan lingkungan sosial meliputi kepadatan kendang dan peralatan,
tingkag laku ternak ayam ras sebagai respon dari kondisi lingkungan.
Peternakan ayam Mukson adalah salah satu peternakan ayam ras pedaging
yang berada di wilayah Bogor. Pada saat kegiatan ini berlangsung, kendang ayam
Mukson merupakan kendang mitra dari PT Charoen Pokhpand Indonesia. Kandang
Mukson terletak di Jasinga, Kabupaten Bogor dengan system perkandangan
tertutup atau closed house. ...
Collections
- Diploma Programme [62]