View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - School of Veterinary Medicine and Biomedical Science
      • UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - School of Veterinary Medicine and Biomedical Science
      • UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Tingkat pematangan inti dan fertilisasi invitro sel telur mencit (Mus musculus albinus) yang dikoleksi dari folikel antral

      Thumbnail
      View/Open
      Fulltext (5.240Mb)
      Date
      2002
      Author
      Rinendyaputri, Ratih
      Djuwita, Ita
      Mohamad, Kusdiantoro
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pematangan inti dan tingkat fertilisasi sel telur mencit yang dikoleksi dari folikel antral. Ovarium sebagai sumber folikel antral dan sel telur dikoleksi dari mencit betina strain DDY dengan umur 6-8 minggu setelah 48 jam superovulasi menggunakan pregnant mare's serum gonadotropin (PMSG) sebanyak 5 IU secara intra peritonial (IP). Sel telur dikoleksi dengan menoreh folikel antral menggunakan jarum 30 G yang dihubungkan dengan spuit 1 cc. Sel telur dengan kualitas A dan B dimatangkan secara in vitro dalam medium tissue culture medium (TCM) 199 yang disuplementasi dengan follicle stimulating hormone (FSH) 0,010 mg/ml, fetal bovine serum (FBS) 10% dan gentamycin 50 µg/ml selama 8, 12, 16, 20, 24, dan 28 jam. Fertilisasi dilakukan di dalam medium phosphate buffered saline (PBS) yang disuplementasi dengan bovine serum albumine (BSA) 1% dan gentamycin 50 µg/ml. Sel telur hasil pematangan diinseminasi dalam suspensi sperma dengan konsentrasi 5x10 spermatozoa/ml selama 2 jam dan dilanjutkan dengan inkubasi selama 10 jam dalam medium TCM 199. Tingkat pematangan inti sel telur ditandai dengan adanya badan kutub I, dan kromosom yang tersusun di bidang ekuator; sedangkan fertilisasi sel telur ditandai dengan adanya kepala sperma yang dekonden atau pronukleus (PN) jantan dalam sitoplasma. Tingkat pematangan sel telur yang mencapai tahap metafase-II adalah 2,1%, 40,82%, 63,63%, 77,27%, 77,27% dan 85,42% berturut-turut untuk selang waktu 8, 12, 16, 20, 24 dan 28 jam pematangan in vitro. Persentase pematangan inti sel telur yang mengalami 16 jam pematangan secara in vitro dan in vivo tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Penambahan waktu pematangan selama 20, 24 dan 28 jam tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan 16 jam pematangan in vitro (p>0,05). Tingkat fertilisasi sel telur yang telah mengalami pematangan in vitro adalah 97,78% tidak menunjukkan perbedaan dibandingkan dengan sel telur yang telah mengalami pematangan in vivo (100%). Sebagai kesimpulan pematangan sel telur yang mencapai tahap metafase-II dan tingkat fertilisasi dari sel telur yang mengalami pematangan in vitro maupun in vivo tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152352
      Collections
      • UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology [2186]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository