Pengamatan lapang jamur pelapuk kayu di areal bekas kebakaran hutan : Studi kasus di HPH PT Maandau Abadi, Propinsi Riau
Abstract
Kebakaran hutan merupakan salah satu ancaman yang besar bagi kelestarian hutan bila hutan tidak dipelihara dan dilindungi secara benar. Bahaya kerusakan akibat kebakaran hutan terutama terhadap pohon atau tegakan, dapat mengakibatkan adanya pelukaan yang akan menyebabkan pertumbuhan pohon terganggu serta memudahkan hama dan penyakit berkembang.
Hadi (1992) menyatakan bahwa jamur merupakan kelompok jasad paling utama yang menyebabkan pohon-pohon hutan menjadi sakit bila dibandingkan dengan bakteri, virus, mikoplasma atau nematoda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis jamur pelapuk kayu yang berkembang
di areal bekas kebakaran hutan dan faktor-faktor fisik lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan jamur pelapuk kayu di lokasi penelitian.
Penelitian dilaksanakan di areal bekas kebakaran hutan dan di areal hutan yang tidak terbakar pada bulan April sampai bulan Mei 1998.
Pengumpulan jamur pelapuk kayu dilakukan dengan cara sensus yaitu mengambil setiap jenis jamur makrofungi yaitu jamur pelapuk kayu yang mempunyai tubuh buah yang dapat dilihat secara makroskopis di lapangan. Pengukuran kondisi fisik lingkungan (suhu udara, kelembaban relatif dan kadar air substrat) dilaksanakan di sekitar tempat tumbuh jamur baik di areal bekas kebakaran hutan maupun di areal hutan yang tidak terbakar.
Collections
- UT - Forest Management [2977]