Respon pertumbuhan komponen hasil dua varitas pada gogo terhadap kekeringan pada berbagai fase pertumbuhan
View/ Open
Date
1989Author
Rushayati, Siti Badriyah
Koesmaryono, Yonny
Las Irsal
Metadata
Show full item recordAbstract
Meskipun swasembada beras telah tercapai, upaya peningkatan produksi padi masih diperlukan untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan dan pengamanan pangan (food security). Padi gogo merupakan salah satu alternatif budidaya yang menunjang peningkatan produksi padi dan manfaatnya untuk meningkatkan produktivitas lahan kering (tadah hujan).
Awal musim pertanaman padi gogo pada lahan-lahan tadah hujan semacam ini, bertepatan dengan awal musim hujan dan akhir musim pertanaman bertepatan dengan akhir musim hujan. Distribusi curah hujan pada dua periode ini tidak merata sehingga kurang memungkinkan tersedianya air yang cukup untuk tanaman. Bagi wilayah yang musim penghujannya. relatif pendek dan hanya memungkinkan satu kali tanam padi gogo, maka pada awal dan akhir pertanaman, tanaman akan kekurangan air. Sedangkan bagi wilayah yang memungkinkan dua kali tanam padi gogo, maka pada pertanaman pertama tanaman akan kekurangan air pada awal pertumbuhan dan pada pertanaman kedua akan kekurangan air pada akhir pertumbuhan.
Padi gogo selama masa pertumbuhannya terdapat dua masa kritis kitannya dengan kebutuhan air, yaitu pada awal perbunga (akhir fase vegetatif). Kekurangan air pada dua periode ini akan menurunkan produksi.
Kekeringan pada akhir
pertumbuhan juga dapat menurunkan produksi.
Bertitik tolak dari pokok pikiran tadi maka dilakukan penelitian dengan menggunakan pot dalam rumah plastik di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balittan) Bogor pada bulan September hingga Desember 1988 yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh kekeringan pada berbagai fase pertumbuhan (awal, saateprimordia, akhir dan kombinasi awal dan akhir pertumbuhan) terhadap pertumbuhan dan komponen hasil dua varitas padi gogo (Danau Atas dan Singkarak).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekeringan pada fase awal pertumbuhan telah menekan seluruh komponen per- tumbuhan yang meliputi jumlah anakan (jumlah anakan maksimum), tinggi tanaman, luas daun dan bobot kering tanaman. Pengeringan pada periode ini telah menekan produksi melalui penurunan jumlah malai (anakan produktif) dan meningkatkan persen gabah hampa. Pada pengeringan ini bobot gabah isi varitas Singkarak lebih tinggi dari Danau Atas. ...