Show simple item record

dc.contributor.advisorWinoto, Joyo
dc.contributor.advisorAchsani, Noer Azam
dc.contributor.authorIndarto, Jarot
dc.date.accessioned2024-05-13T03:47:09Z
dc.date.available2024-05-13T03:47:09Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149330
dc.description.abstractProduksi komoditas pertanian bersifat musiman (temporal) dan tidak merata secara spasial. Di lain pihak, konsumsi komoditas pertanian relatif merata secara temporal dan secara spasial. Fenomena di atas mengindikasikan perlunya sistem pemasaran yang baik, yang mampu mendistribusikan komoditas pertanian antar wilayah. Kelancaran informasi pasar dan hubungan antar wilayah, dengan demikian, merupakan suatu keharusan yang mendukung sistem pemasaran dan kelancaran arus distribusi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis fluktuasi antar waktu dan tingkat harga (disparitas) antar wilayah komoditas kentang dan bawang merah pada wilayah Lampung, Jawa Barat dan Jakarta, (2) menganalisis keterkaitan wilayah (Lampung, Jawa Barat, dan Jakarta) dalam menentukan harga secara spasial dan temporal, dan (3) menganalisis keragaan lembaga pemasaran komoditas kentang dan bawang merah pada wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Unit anlasis adalah wilayah homogen yang didekati dengan wilayah administarasi, yaitu Lampung, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Jenis data adalah data primer (survei lapang) dan data sekunder, yaitu data pekembangan harga propinsi tahun 1989-1995. Metode analisis yang dipergunakan dalam enganalisis permasalahan yaitu analisis koefisien keragaman harga (coefficient of variation), analisis pembentukan harga, analisis hubungan pasar (index of market connection), dan analisis marjin tata niaga. Hasil analisis coeficient of variation (CV), menunjukkan bahwa, secara umum, fluktuasi harga bulanan komoditas kentang relatif kecil dengan variasi nilai CV Lampung 0.06-0.24, Jakarta 0.08-0.30, dan Jawa Barat 0.06-0.27. Fluktuasi harga kentang di Jakarta lebih besar daripada di kedua wilayah lokal. Tingkat harga Jakarta lebih tinggi daripada kedua wilayah yang lain. Tingkat harga yang terjadi ini menjadi pendorong transportasi komoditas dari Lampung dan Jawa Barat ke wilayah konsumen, yaitu Jakarta. Sedangkan untuk komoditas bawang merah, hasil analisis CV menunjukkan bahwa wilayah lokal Jawa Barat mempunyai fluktuasi harga yang lebih rendah daripada Jakarta lan Lampung dengan variasi nilai CV bawang merah Lampung 0.19-0.33, Jakarta 0.15- 0.35, dan Jawa Barat 0.14-0.31. Nilai rataan harga bawang merah menunjukkan bahwa harga di Jakarta lebih tinggi Baripada tingkat harga yang terjadi di kedua wilayah yang lain (Jawa Barat dan Lampung). Hasil analisis hubungan wilayah dalam menentukan harga menunjukkan bahwa milai IMC komoditas kentang Jakarta-Lampung adalah 10.3902 dan Jakarta-Jawa Barat adalah 3.1208. Sedangkan indeks untuk komoditas bawang merah, Jakarta-Lampung ebesar 1.1429 dan Jakarta-Jawa Barat adalah 0.8315. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcSoil Scienceid
dc.subject.ddcMarketingid
dc.titleAnalisis hubungan antar wilayah dalam menentukan harga dan kelembagaan pemasarannyaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record