Show simple item record

dc.contributor.authorSyarifudin, Muhamad Arief
dc.date.accessioned2010-05-07T06:38:27Z
dc.date.available2010-05-07T06:38:27Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14920
dc.description.abstractKayu sebagai salah satu hasil hutan yang dapat dimanfaatkan baru akan rnerniliki nilai bila telah berada di luar hutan dan dilakukan pengolahan lebih lanjut atau dijual langsung ke konsumen. Untuk dapat mengeluarkan kayu dari hutan dilakukan kegiatan pengangkutan yang pacta dasarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu, penyaradan (minor transportation) dan pengangkutan (major transportation). Penyaradan sebagai salah satu mata rantai dalam kegiatan eksploltasi adalah membawa kayu dari lokasi tebangan ke tempat pengumpulan dan dapat dilakukan dengan tenaga manusia, hewan, kabel dan traktor. Kegiatan penyeradan di Perum Perhutani dilakukan dengan dua cara, dengan tenaga mekanis dan tenaga non mekanis. Untuk lebih meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja penyaradan, dirnana sistim penyaradan non mekanis banyak mempunyai kelemahan antara lain dalam kemampuan mengatasi lereng, berat kayu yang disarad dan produktifitas persatuan waktu yang lebih kecil dibandingkan penyaradan sistim mekanis, maka Perurn Perhutani menggunakan Unimog untuk kegiatan penyaradan. Penyaradan kayu pinus di Perum Perhutani dengan rnenggunakan Unimog sangat membantu mempercepat pengeluaran kayu dari hutan. Topografi lokasi tebangan pinus dengan kelerengan yang curam menyebabkan penyaradan dengan sistem manual tidak efisien untuk dilakukan karena memakan banyak waktu karena produktifitasnya yang kecil. Melihat hal tersebut diatas maka untuk mengetahui sampai sejauh mana efisiensi dan produktifitas penggunaan Unirnog dalam kegiatan penyaradan diperlukan suatu penelitian tentang produktifitas penyaradan dan penentuan besarnya biaya sarad yang optimal. Penelitian dilakukan di RPH Rajagaluh BKPH Ciwaringin KPH Majalengka Perurn Perhutani Unit III Jawa Barat. Sernua data yang terkait dengan penelitian rnerujuk pada kondisi yang ada di lokasi penelitian. produktifitas Pada hanya penelitian dibatasi ini pada faktor masalah yang mempengaruhi kelerengan areal. Kelerengan areal diperoleh dengan menggunakan abney level terhadap kelerengan lahan dari 0° sampai 40°, dilakukan pada kelerengan 15° sampai 40° dimana sistim short wood Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa dalam 7 jam kerja perhari terdapat rata-rata 1 jam istirahat, 3,16 jam waktu murni dan 2,84 jam waktu umum, hal ini disebabkan karena adanya tumpang tindih kegiatan yang dilakukan di lokasi antara penyaradan dan pengangkutan, dimana jalan angkutan dipakai sebagai landing dan 'Cempat Unimog beroperasi. Unsur-unsur kerja yang terdapat dalam penY2.radan adalah menarik kabel, memasang choker, menarik kayu dan j";,elc!~ds choker. Pada penyaradan ini alokasi waktu terbesar pada j...:01Hc::'<J.ugan coker karena pemasangan choker dilakukan setelah kayu l (.o.J a:, ditumpuk di kapling sementara tenaga pengkapling yang ada sangat kurang. Waktu rata-rata untuk menarik seling adalah 0,00879 jam (0,53 menit); memasang choker 0,0516 jam (3,1 menit); tarik .-''-; ,] ':.:- landing 0,0186 jam (1,12 menit); lepas choker 0,00626 jam (0,38 menit). Waktu rata-rata persiklus adalah 0,08459 jam (5,08 menit) untuk jarak sarad rata-rata 19,9 m. Dari perhitungan produktifitas penyaradan didapat hasil sebagai berikut: Pre stasi kerja penyaradan kayu untuk satu siklus penyaradan oerklsar ant-ara 3,113 sampai 21,394 m3ijam dengan rata-rata 8.77 m3/jam. Hal tersebut di atas diakibatkan karena kisaran volume 0,32 - 1,28 m3 dengan rata-rata 0.73 m3 dan waktu penyaradan antara 0,043 0,11 jam dan rata-rata 0,083 jam per siklus penyaradan. Produkti vi tas penyaradan kayu untuk satu hari dengan waktu murni rat-a-rat.a -5,17S Jam adalan -51, 7~ m- per hari, nilai ini terlihat kecil jika ditinjau dari produktivitas per jam dimana dalam satu hari ~~rd2p2t 7 jam kerja dengan 1 jam istiranat, dirnana untuk 6 jam waktu kerja harus didapat 60 m3 perhari. Menurut peneli tian yang dilakukan Idris et al (1979), produktifitas penyaradan dengan unimog tipe 406 dengan sistim short wood 3,39 m3ijam pada jarak sarad ratarata 75 m. Secara manual penyaradan dengan tenaga manusia berdasarkan data dari Perum Perhutani didapatkan produktifitas penyaradan sebesar 0,5 m3/hari atau 0,07 m3/jam dengan biaya sarad Rp 7.000/m' pada jarak 0 - 2 hm. Untuk hubungan antara kelerengan dengan produktifitas penyaradan diperoleh hasil regresi dengan model persamaannya yaitu : Y = 14,6 - 0,171 X Dimana Y adalah produktifitas penyaradan, X adalah kelerengan dengan nilai R2 = 11,9~ dan nilai r = 10,86%. Nilai koefisien determinasi dari persamaan di atas adalah sebesar 11,9% yang berarti bahwa sebesar 11,9% variasi nilai yang terjadi dalam waktu murni penyaradan terjelaskan oleh kelerengan dan sisanya sebesar 88,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak teranalisa seperti jarak sarad, volume kayu, adanya halangan, kekasaran tanah, operator, chokerman kabel sarad dan lain sebagainya. Keeratan hubungan antara peubah bebas dengan peubah tidak bebasnya dilihat dari koefisien korelasi (r) yaitu sebesar 10,8%. Nilai r itu menunjukkan bahwa hanya 10,8% dari data yang dapat diterangkan dengan menggunakan persamaan yang diperoleh. Dengan nilai F hitung sebesar 10,94 lebih besar dari F tabel sebesar 7,08 pada taraf nyata 0,05 (kesalahan 5%)dan 8,49 pada tarat nyata 0,001 (kesalahan l%)dan nilai It I = 3/31 lebih besar nilainya dibandingkan dengan t-tabel = 1,67 pada tingkat kepercayaan 0,05 dan 2,39 pada tingkat nyata O,OI,. Dengan dernikian persamaan yang diperoleh dikatakan berarti maka hipotesa yang rnenyatakan bahwa peubah bebas yang dimasukkan secara bersama-sarna tidak mernpengaruhi peubah tak bebas waktu ditolak. Dari analisis biaya diperoleh hasil sebagai berikut :biaya usaha penyaradan dengan Unirnog U 900 adalah Rp 81.754,59 per jam. Berdasarkan waktu kerja tiap siklus penyaradan maka biaya penyaradan tiap siklus penyaradan atara Rp 3.497,46 sarnpai Rp 8.993,01 dan rata-rata sebesar Rp.8.445,72. DeDgaD produktifitas rata-ra~a sebesar 8,77 m3/jam, maka biaya total penyaradan berdasarkan biaya usaha dan produktifitas sebesar Rp 9.322,07 per m3 •id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleProduktifitas Penggunaan Unimog dalam Penyaradan Kayu Pinus Studi Kasus di BKPH Ciwaringin, KPH Majalengka, Perum Perhutani Unit III Jawa Baratid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record