Show simple item record

dc.contributor.authorSaputro, M. Agung Hadi
dc.date.accessioned2010-05-07T06:33:21Z
dc.date.available2010-05-07T06:33:21Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14904
dc.description.abstractManajemen pengelolaan hutan yang menjamin kelestarian mutlak diperlukan sehingga produksi hasil hutan yang dapat diperoleh bisa berkelanjutan dengan jumlah yang tetap atau meningkat dari tahun ke tahun tanpa menimbulkan kerusakan atau berkurangnya luas areal hutan yang ada. Secara ringkas bisa dijelaskan bahwa sistem manajemen untuk menjamin kelestarian hutan sebenarnya sangat tergantung pada faktor pola perilaku dari tegakan itu sendiri dan keadaan lingkungan yang mempengaruhi. Ingrowth. upgrowth dan mortality merupakan proses-proses biologis yang teqadi dalam tegakan dan menjadi faktor utama dari perilaku tegakan. Penelitian ini dilaksanakan pada PUP di Areal HPH PT. Sumalindo Lestari Jaya II Kalimantan Timur, dengan tujuan untuk mengetahui pola dinarnika struktur tegakan pada hutan bekas tebangan dengan melihat pola dinamika struktur tegakan pada Petak Ukur Permanen (PUP), menyusun model simulasi dinamika tegakan guna mengetahui perilaku tegakan dengan menentukan besarnya intensitas penebangan yang diperbolehkan, menentukan jangka waktu siklus tebang. serta perlu tidaknya tindakan pengayaan dan penjarangan terhadap tegakan sehingga bisa menjamin kelestarian dalarn kegiatan pengelolaan hutan. Salah satu metode mutakbir yang digunakan dalam manajemen pengelolaan hutan secara lestari adalah anal isis sistem dengan men&,ounakan model simulasi. Pendekatan sistem melalui pembentukan model ini diupayakan dapat menggambarkan pola perilaku hutan di lapangan. Penyusunan sebuah model meliputi empat tabapan, yaitu (I) Pembentukan Model Konseptual yang bertujuan menentukan konsep. tujuan dan komponen penyusun sistem, (2) Spesifikasi Model Kuantitatif yang bertujuan memberikan nilai dengan menerjemahkan hubungan antar variabel ke dalam persamaan matematika, (3) Evaluasi Model yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan model dalam mendeskripsikan keadaan sebenarnya dan (4) Penggunaan Model. Model Simulasi Dinamika Struktur Tegakan Hutan Bekas Tebangan dibangun oleh Sub-sub Model Dinamika Struktur Tegakan Kelompok Komersial Dipterocarpaceae. Dinamika Struktur Tegakan Kelompok Komersial Non Dipterocarpaceae, Dinamika Struktur Tegakan Non Komersial dan Total Populasi. Dinamika tegakan hutan bekas tebangan yang diteliti memiliki kondisi yang eukup baik dengan tingkat pertumbuhan cukup tinggi. Kelompok komersial Dipterocarpaceae memiliki riap ratarata tabunan sebesar 0,76 - 1,39 ern, sementara kelompok jenis komersiaI non Dipterocarpaceae riap rata-tara berkisar antara 0,23 - 0,57 em per tahun dan untuk kelompok jenis non komersial mempunyai riap rata-rata 0,39 - 0,71 em per tahun, dengan komposisi struktur tegakan mengikuti bentuk huruf J terbalik. DaIam simulasi model terdapat lima simulasi perlakuan yang dibuat untuk menentukan tingkat penebangan dan jangka waktu siklus tebang. Pengelolaan hutan dengan tujuan komersial dengan tetap mempertimbangkan kelestarian ekologis, skenario pertumbuhan pada berbagai tingkat penebangan dan jangka waktu siklus tebang dengan simulasi periakuan 4 lebih baik (simulasi penebangan 80% pohon masak tebang untuk Dipterocarpaceae, 80% pohon KD 60-up dan 40% pohon KD 50-60 untuk Non Dipterocarpaceae, siklus tebang 30 tahun). Namun untuk memenuhi permintaan kayu yang meningkat, periakuan 5 bisa dilakukan oleh perusahaan kehutanan. Penebangan dilakukan pada 80% masak tebang untuk kelompok Dipterocarpaceae, 80% KD 60 up dan 40% KD 50-59 untuk kelompok non Dipterocarpaceae serta 50% untuk KD 40-49 untuk masing-masing kelompok jenis. Model simulasi mendeskripsikan bahwa penjarangan terhadap tegakan dengan tingkat kekerasan IS - 20 % terlihat memberikan kesempatan bagi kelompok komersial Dipterocarpaceae untuk mendominasi struktur tegakan dan menghambat daya regenerasi kelompok komersial non Dipterocarpaceae. Hal ini tidak teriepas dan kemampuan regenerasi kelompok Dipterocarpaceae yang lebih baik. Kegiatan penjarangan secara ekologis akan merubah struktur tegakan menjadi tegakan kelompok komersial Dipterocarpaceae. Kegiatan pengayaan terhadap tegakan bisa membantu meningkatkan daya regenerasi dari tegakan (kelompok Dipterocarpaceae). Hal ini menunjukkan bahwa tegakan masih memerlukan tambahan permudaan dan luar untuk merehabilitasi dirinya secara optimal, tetapi kegiatan pengayaan tersebut tidak mutlak ada karena tanpa pengayaan pun tegakan tetap mampu kembaIi ke kondisi semula pada siklus tebang berikutnya.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePenyusunan Model Simulasi Dinamika Struktur Tegakan Rutan Bekas Tebangan (Studi Kasus pada PUP di HPH PT. Sumalindo Lestari Jaya II Kalimantan Timur)id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record