Hubungan suhu udara di permukaan dengan ketinggian isobarik 500 mb untuk daerah Darmaga dan Cileduk. Jawa Barat

Abstract

Data cuaca untuk saat ini di Indonesia kebanyakan di- peroleh dari hasil pemantauan kejadian cuaca yang terjadi di stasion-stasion cuaca yang ada di darat. Data ini ke- mudian diolah untuk digunakan dalam ramalan cuaca (wea- ther forecasting). Sistem ini dianggap kurang memadai me- ngingat cuaca yang terjadi pada suatu daerah, proses pem- bentukannya tidak lokal seperti kejadian hujan untuk da- erah pegunungan (hujan orografis) tetapi bersifat global yang timbul karena interaksi dari tempat yang jauh dari lokasi kejadian cuaca tersebut. Ramalan cuaca akan mempunyai cara yang baik jika se- mua faktor iklim diperhitungkan termasuk keadaan cuaca yang terjadi jauh dari daerah yang akan diduga cuacanya. Untuk itu diperlukan suatu wahana yang dapat menggambarkan keadaan cuaca dan unsur-unsur iklim untuk hamparan yang luas dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan satelit cuaca sangat tepat untuk mengata- si kendala-kendala dalam ramalan cuaca, mengingat satelit cuaca mempunyai kemampuan untuk mencapai daerah terpencil yang terletak di luar jangkauan rutin oleh manusia. Seba- gai sumber data, cakupan satelit cuaca melebihi sebuah hamparan yang hanya berdimensi dua. Sumber ini mempunyai kemampuan menyediakan data tiga dimensi (ruang), bahkan untuk satelit geostasioner bisa ditambahkan satu dimensi lagi yakni waktu. Untuk dimensi waktu. satelit memiliki. ...