Kajian pengaruh unsur iklim pada produksi tanaman kopi ( Coffea robusta ) di kebun Banjarsari PT Perkebunan XXIII Jember
Abstract
Kopi merupakan komoditi nonmigas yang mempunyai poten- si penghasil devisa yang cukup besar. Bahkan sejak tahun 1986 nilai ekspor kopi mulai menggeser nilai ekspor karet yang selama ini menduduki urutan pertama nilai ekspor sub sektor perkebunan. Untuk menghadapi perubahan ini, peme- rintah telah melakukan strategi yaitu berupa kebijaksanaan jangka pendek yang mengarah kepada peningkatan mutu dan peningkatan jatah kuota. Sedang kebijaksanaan jangka pan- jang berupa peningkatan produktivitas (Kompas, 1986)
Sebagian besar produksi kopi Indonesia dihasilkan oleh perkebunan rakyat. Hampir 95% dari luas areal per- kebunan kopi di Indonesia adalah perkebunan rakyat yang setiap tahunnya dapat menyumbangkan produksi rata-rata 93.36% dari produksi rata-rata seluruh Indonesia. Sedang- kan perkebunan besar negara hanya mempunyai areal 3% dari luas areal perkebunan kopi Indonesia dan sisanya adalah perkebunan besar swasta. Perbandingan ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Berdasarkan produktivitasnya, Jawa Timur merupakan penghasil kopi terbaik di Indonesia. Tiap tahunnya dapat menghasilkan 650 kg per hektar, sedang daerah lainnya ha- nya dapat mencapai di bawah 200 kg per hektar. Luas areal perkebunan besar swasta yang terbesar di Indonesia juga terdapat di Jawa Timur. Dengan demikian Jawa Timur