Show simple item record

dc.contributor.authorSiboro, Labueni
dc.date.accessioned2010-05-07T06:26:35Z
dc.date.available2010-05-07T06:26:35Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14878
dc.description.abstractPertambaban penduduk yang meningkat pesat di Indonesia telab memunculkan berbagai masalah, diantaranya adalab meningkatnya kebutnhan hidup penduduk dan kebutuhan laban. Pemenuhan kebutuhan lahan menyebabkan terjadinya penyerobotan lahan, diantaranya terjadi di Desa Trimulyo, Sumberjaya Lampung Barat. Penyerobotan lahan telah meluas, umumnya penyerobotan berada pada kawasan hutan Iindung. Kawasan hutan Iindung telab berubah fungsi menjadi daerah perkebunan kopi oleh masyarakat desa karena masyarakat di Desa Trimulyo, Kecamatan Sumberjaya, Lampung Barat melakukan perluasan perkebunan di hutan Iindung. Di dalam kawasan hutan Iindung seharusnya tidak diperbolehkan untuk mengadakan kegiatan eksploitasi sumberdaya alam apapun. Oleh karena itu sangat penting dilakukan studi banding tentang pengelolaan sumberdaya alam di dalam dan luar kawasan hutan lindung di Kecamatan Sumberjaya, Lampung Barat. Perkebunan kopi merupakan andalan pemasok devisa bagi daerah Desa Trimulyo, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Bara!. Perluasan perkebunan tersebut umumnya dilakukan oleh masyarakat, baik dalam skala besar maupun dalam skala ked!. Perluasan perkebunan kopi juga menimbulkan perarnbahan lahan kawasan hutan lindung yang sangat besar, dimana pembukaan lahan untuk pemukiman dan perkebunan berada berbatasan langsung dengan kawasan hutan Iindung dan dalam kawasan hutan Iindung itu sendiri. Masyarakat yang menyerobot lahan kawasan hutan Iindung sebagian besar telah memiliki lahan pertanian dan perkebunan di luar kawasan hutan Iindung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sistem pengelolaan sumberdaya lahan dalam aspek sosial, ekonomi dan ekologi pada kebun dalarn kawasan hutan lindung dan luar kawasan hutan Iindung, megetahui latar belakang perambaban kawasan hutan lindung dan mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan kawasan hutan Iindung. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah administratif Desa Trimulyo, Keeamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 200 I. Objek yang diteliti adalab masyarakat yang tinggal di Desa Trimulyo, Sumber Jaya yang memiliki kebun di dalam kawasan hutan lindung, sekaligus juga memiliki kebun di luar kawasan hutan lindung. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan metode studi Iiteratur untuk mengumpulkan data sekunder, observasi langsung dengan mengarnati dan meneatat informasi yang diperoleh dari lapangan dan wawaneara menggunakan kuisioner (isian) mengenai data-data dan informasi yang diberikan pada setiap anggota masyarakat yang menjadi responden. Penarikan eontoh terhadap desa dilakukan menggunakan metode purposive sampling. Karakteristik responden meliputi umur, mata peneaharian, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pendapatan yang diperoleh responden dari kebun dalam kawasan hutan lindung dan kebun luar kawasan hutan lindung serta teknik konservasi yang diterapkan pada setiap plot kebun di dalam dan luar kawasan hutan lindung yang disaj ikan dalam bentuk tabel. Sistem pengelolaan kebun dalam aspek sosial ditunjukkan oleh tingkat adopsi plot kebun terhadap sistem agroforestry. Pengadopsian tersebut meliputi penerapan sistem tumpangsari dan penanaman pohon peneduh/pohon bayang (multistrata). Penanaman pohon naungan sudab sangat umum bagi petani Trimulyo, ada dua sistem multistrata yang diterapkan di DesaTrimulyo yaitu tanaman nungan/peneduh sejenis sehingga membentuk suatu sistem agroforestry sederhana (simple agroforestry), kombinasi antara tanaman kopi dengan satu jenis tanaman pelindung. Kombinasi gamal (Gliricida sepium) dengan lada (Piper nigrum) atau dadap (Erythrina subumbrans) sebagai pohon peneduh sangat sering ditemukan di Desa Trimulyo. Selain itu ada juga tanaman pelindung yang beraneka ragam yang membentuk suatu sistem agroforestry kompleks (complex agroforestry), misalnya tanaman kopi dengan dua atau lebih tanaman/ pohon peneduh. Penerapan sistem multistrata pada dasamya adalab penanaman tanaman buah-buahan, kayu-kayuan atau tanaman legum yang multiguna (multipurpose tree species) diantara tanaman kopi. Penerapan ini juga memberi keuntungan seperti mengurangi biaya untuk penyiangan dan efektif menurunkan erosi. Sistem pengelolaan dalam aspek ekonomi, ditunjukkan oleh jumlah penerimaan dari plotplot kebun dan pendapatan setiap rumah tangga baik dari kebun dalam kawasan hutan lindung maupun plot-plot kebun di luar kawasan hutan lindung. Basil penelitian menunjukkan bahwa plot kebun di luar kawasan hutan lindung memberi kontribusi yang lebih besar (85%), sedangkan plot kebun dalarn kawasan hutan lindung hanya IS % dari total penerimaan berkebun. Aspek ekologis dalam pengelolaan kebun ditunjukkan oleh adanya pengadopsian plot-plot kebun terhadap teknik konservasi. Teknik-teknik tersebut antara lain teras dan rorak (lubang angin). Teknik konservasi pada kebun kopi di tanah marga (luar kawasan hutan lindung) dan luar kawasan hulan lindung Desa Trimulyo sudah diterapkan dengan baik. Teknik konservasi yang paling dikenal dan paling sering diterapkan ialab teras dan rorak. Dari 61 plot kebun kopi di tanah marga, bawa 46 plot (75%) menggunakan teras sebagai teknik konservasi. Sedangkan yang tidak menerapkan teknik konservasi hanya I plot saja (2%). Ada 14 plot (23%) yang di dalamnya terdapat dua teknik sekaligus yaitu teras dan rorak .id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Banding Sistem Pengelolaan Sumberdaya Lahan di Dalam dan Luar Kawasan Hutan Lindung (Studi Kasus di Desa Trimulyo, Sumberjaya, Lampung Barat)id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record