| dc.description.abstract | Industri pulp dan kertas merupakan salah satu andalan ekspor yang mempunyai peluang cukup baik untuk dikembangkan karena adanya dukungan bahan baku kayu dari Hutan Tanaman Industri (HTI). Saat ini proses pembuatan pulp yang banyak dipakai adalah dengan menggunakan proses kimia, diantaranya adalah proses sulfat dan soda. Pada proses sulfat ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu kualitas pulp yang dihasilkan cukup baik dan dapat mengolah berbagai jenis kayu, tanpa harus memenuhi persyaratan khusus. Namun demikian, proses tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, diantaranya adalah dihasilkannya gas berbau busuk yang bersumber dari Hidrogen Sulfida dan Metil Merkaptan. Pencemaran lain yang dapat dihasilkan dari industri pulp dan kertas adalah limbah dari proses pemutihan terutama pemutihan yang menggunakan klorin.
Untuk mengantisipasi adanya pencemaran tersebut, telah banyak penelitian yang dilakukan diantaranya adalah dengan menggunakan pelarut organik sebagai larutan pemasak. Proses ini lebih dikenal dengan proses organosolv. Bila pelarut organik metanol yang digunakan maka disebut dengan
proses organocell. Sedangkan untuk menghindari atau mengurangi penggunaan klor pada saat pemutihan maka digunakan Hidrogen Peroksida sebagai bahan pemutih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat pulp yang tidak diputihkan dan yang diputihkan dengan menggunakan Hidrogen Peroksida (H202) Parameter-parameter yang diamati adalah sifat fisik (indeks sobek, retak dan tarik) dan sifat optik (derajat putih dan opasitas) serta rendemen dan bilangan kappa pulp organocell dari tiga jenis kayu daun lebar (Paraserianthes falcataria, Acacia mangium dan Eucalyptus alba). ... | id |
