Kearifan lokal masyarakat adat dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Studi kasus masyarakat adat kasepuham Ciptagelar Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat)
Abstract
Kebakaran hutan dalam skala besar merupakan salah satu penyebab
degradasi hutan dan terbukti menimbulkan kerusakan dan kerugian baik pada
aspek ekonomi, ekologi, maupun sosial. Kajian kearifan lokal dalam pencegahan
kebakaran hutan sangat diperlukan untuk meminimalisir resiko terjadinya
kebakaran hutan dan lahan sehingga dapat menjadi acuan sebagai metode yang
perlu dikembangkan dalam cakupan suatu wilayah yang memiliki komponen
masyarakat adat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi karakteristik
peladang dan sistem perladangan, (2) Mengkaji teknik-teknik penggunaan api
dalam penyiapan lahan, (3) Mengkaji tahapan-tahapan pembukaan lahan dengan
pembakaran, serta (4) Menganalisis kearifan lokal masyarakat adat setempat
dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Penelitian ini dilaksanakan di
Kasepuhan Ciptagelar Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi
Provinsi Jawa Barat pada bulan April sampai dengan Juni 2012. Alat dan bahan
yang digunakan terdiri dari alat tulis, alat perekam suara, kamera, seperangkat
komputer, peta kerja, lembar kuesioner, dan profil desa. Pengumpulan data
dilakukan dengan sistem kuesioner (teknik purposive sampling), wawancara,
observasi lapang, dan studi literatur. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan software SPSS Statistic 17. Data yang diolah antara lain data hasil
kuesioner sebanyak 47 responden.
Sebagian besar masyarakat adat kasepuhan Ciptagelar bekerja sebagai
petani (76,6%) dan pedagang (23,4%). Kelompok usia 3039 (42,6%) yang terdiri
dari laki-laki dan perempuan, merupakan usia yang produktif bagi petani untuk
melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuan fisik dalam mengelola
lahannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak kepala adat, istilah
karakteristik peladang dikategorikan menjadi dua, yaitu: peladang tetap dan
peladang berpindah. Sistem perladangan yang terdapat di kasepuhan Ciptagelar
yaitu subsisten. Teknik penggunaan api yang digunakan oleh masyarakat adat
kasepuhan Ciptegelar untuk penyiapan lahan adalah teknik pembakaran tumpukan
searah angin (88.5%), serta tahapan-tahapan kegiatan pembukaan lahan
masyarakat adat kasepuhan Ciptagelar yang dilakukan dengan pembakaran
meliputi pemilihan calon ladang, penebasan (nyacar), pembakaran (ngahuru), pembakaran ulang (ngaduruk), dan penanaman (ngaseuk). Nilai-nilai kearifan
lokal masyarakat adat kasepuhan Ciptagelar terkait pencegahan kebakaran hutan
dan lahan, diantaranya bagi masyarakat adat yang tidak membakar melakukan
penebasan rumput-rumput dan semak belukar (ngored) menggunakan parang dan
golok yang kemudian di tumpuk di tepi lahan yang dibuka. Selain itu membuka
lahan dilakukan pada musim kemarau dan tidak membuka ladang dekat kawasan
taman nasional.
Collections
- UT - Silviculture [1299]