Show simple item record

dc.contributor.advisorDarma, IGK Tapa
dc.contributor.advisorZanzibar, Muhammad
dc.contributor.authorHari Priyadi R
dc.date.accessioned2024-05-02T02:44:08Z
dc.date.available2024-05-02T02:44:08Z
dc.date.issued1996
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148109
dc.description.abstractDalam pelaksanaan kegiatan HPHTI (Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri) memerlukan penyediaan bibit yang bermutu tinggi, bebas dari hama dan penyakit serta dalam Jumlah yang cukup. Sengon (Paraserianthes falcataria) adalah salah satu jenis tanaman HTI dan juga banyak digunakan sebagai tanaman penghijauan. Karena bentuk pertanaman dalam HTI adalah monokultur, maka kemungkinan terserang hama dan penyakit sangat besar. Timbulnya penyakit pada tanaman dapat disebabkan oleh berbagai patogen yang terbawa dalam suatu kelompok benih (seedborne pathogen). Patogen ini dapat menimbulkan penyakit pada benih itu sendiri, pada waktu berkecambah, pada waktu tanaman masih muda dan pada waktu tanaman men- jelang berbunga atau berbuah. Selain itu dapat pula menjadi sumber infeksi untuk tanaman pada musim-musim selanjutnya, atau menjadi sumber inokulan bagi daerah-daerah lain (Sutakaria, 1985). Diantara patogen yang penularannya melalui benih paling banyak disebabkan oleh cendawan. Semua golongan pa- togen tanaman seperti fungi, bakteri, virus dan nematode dapat terbawa benih (Tapa Darma, 1990). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan benih dengan perlakuan gas CO2 serta pencampuran fungisida dan bakterisida, mengidentifikasi jenis-jenis mikroorganisme yang menginfeksi benih P. falcataria baik sebelum maupun setelah penyimpanan dan memepelajari tindakan-tindakan penanggulangannya serta pengaruhnya terhadap viabilitas benih ini. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberi perlakuan benih sebelum disimpan dengan menggunakan campuran fungisida yang terdiri dari bahan aktif Benomil 50% dan Metalaksil 35%, bakterisida dengan bahan aktif streptomycin Sulfat 15%, masing-masing 2.5% dari total berat benih (treatment 1/T1). gas CO2 dengan konsentrasi 80% (T2), dan dalam suhu kamar 25-30°C dan RH 80-90% (T3). Benih- benih pada kondisi T₁ dan T3 disimpan dalam plastik transparan kedap udara, sedangkan pada kondisi T2 disimpan menggunakan toplestoples, lama penyimpanan 2 bulan. Perlakuan penyimpanan dilakukan di BPTP Bulog Bekasi dan BTP Kehutanan Bogor. Sedangkan untuk analisa penyakit dilakukan di lab. HPT Faperta IPB. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest Managementid
dc.subject.ddcParaserianthes falcataria(L) nielsen seeedsid
dc.titleMetode penyimpanan benih Paraserianthes falcataria(L) nielsen dengan perlakuan gas CO2 serta pencampuran fungisida dan bakterisidaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record