Show simple item record

dc.contributor.advisorHaeruman, Herman
dc.contributor.advisorSudaryanto
dc.contributor.authorSudirman, Anang
dc.date.accessioned2024-05-02T02:34:34Z
dc.date.available2024-05-02T02:34:34Z
dc.date.issued1995
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148103
dc.description.abstractHutan rakyat merupakan salah satu alternatif upaya merehabilitasi lahan kritis dan tidak produktif yang banyak melibatkan masyarakat khususnya pada lahan-lahan milik. Hutan rakyat dapat berfungsi membuka lapangan kerja, meningkatan pendapatan masyarakat, mencegah dari bahaya kekeringan dan banjir serta dapat memenuhi kebutuhan kayu. Dengan demikian upaya merehabilitasi lahan kritis tidak lain adalah mening- katkan kualitas lahan. Sebagian besar hutan rakyat di Madura berupa tanaman Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn), yang sifat dari pengusa- haannya merupakan pekerjaan sampingan yang dilakukan dengan cara tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya pengelolaan dan nilai harapan lahan usaha kayu rakyat di Desa Kombangan. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan contoh (petani responden) yang dianggap dapat mewakili petani lain, dihadapkan dengan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuisioner, kemudian data diolah untuk diketahui biaya pengelolaan dan nilai harapan lahan. Penyebaran tanaman akasia banyak terdapat di kebun campuran, talun, pekarangan dan hutan rakyat murni. Luas lahan tanaman akasia yang bercampur dengan tanaman tahunan dan semusim 14,63 Ha dan murni tanaman akasia (hutan rakyat murni) seluas 47,78 Ha. Daur tanaman akasia di Desa Kombangan 8 tahun, selama pengelo- laannya dilakukan penjarangan sebanyak 2 kali, yaitu pada tahun ke-5 dan ke-6. Masing-masing diperoleh log kayu bakar 198,9809 M³/Ha pada tahun ke-5 dan dihasilkan 148,8160 M³/Ha pada tahun ke-6, dengan harga per M³ Rp 7.083,33; sedangkan pada tahun ke-8 sebanyak 94,8000 M³/Ha; dengan harga rata-rata per pohonnya Rp 10.168,83. Sistem dan teknik silvikultur pengelolaan kayu rakyat di Desa Kombangan adalah Tebang Pilih Permudaan Alam. Kebutuhan kayu dalam istilah perdagangan di Madura khususnya Desa Kombangan dikenal dengan "tebang butuh" (tebang pilih). Kayu dengan penampilan batang lurus berdiameter besar yang terpilih dalam seleksi penebangan. Jarak tanam tegakan Akasia 3 * 3 m; 2.5 * 2m dan 2 * 2 meter, namun demikian tegakan yang dilakukan memiliki jarak tanam yang bervariasi, karena pertumbuhannya telah dibiarkan secara alami, anakan yang terseleksi (pertumbuhan baik) dibiarkan tumbuh, dan sebaliknya ditebang. Pengelolaan kayu rakyat selama 8 tahun menelan biaya sebesar Rp 2.562.653,60 per hektar dan petani memperoleh pendapatan bersih (nilai harapan lahan) yaitu sebesar Rp 1.711.458,23 per hektar dengan tingkat suku bunga berlaku 12%. Pada tingkat suku bunga berlaku 44% (Tabel 12), usaha kayu rakyat di Desa Kombangan masih layak untuk diusahakan karena nilai harapan lahan bernilai positif (Rp 1.351,98 per hektar), dan di atas suku bunga ini usaha kayu rakyat di Desa Kombangan tidak layak untuk diusahakan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest Managementid
dc.subject.ddcTimber financial studiesid
dc.titleStudi finansial pengelolaan kayu rakyat Acacia suriculiformis A. Cunn di desa Kombangan Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan-Maduraid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record