Show simple item record

dc.contributor.advisorTjahjono, Boedi
dc.contributor.advisorMunibah, Khursatul
dc.contributor.authorNingrum, Anis Puspa
dc.date.accessioned2024-04-29T02:00:16Z
dc.date.available2024-04-29T02:00:16Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/147621
dc.description.abstractIndonesia adalah negara kepulauan yang terletak di katulistiwa dan sensitif terhadap gejala klimatologis El Nino dan La Nina. Gejala El Nino menghasilkan iklim kering dan sebaliknya La Nina menghasilkan iklim basah yang berlebih di Indonesia. Jika gejala La Nina terjadi di samudera Pasifik, maka di Indonesia ferancam oleh bencana banjir, dan sebaliknya jika gejala El Nino yang terjadi maka Indonesia terancam oleh bencana kekeringan. Ancaman kekeringan sebagian besar berada di Indonesia bagian timur, namun tidak menutup kemungkinan untuk terjadi di Indonesia bagian barat, seperti yang terjadi di Kabupaten Bekasi, terutama yang berada di kecamatan-kecamatan Sukatani, Karang Bahagia, Sukakarya, Cabangbungin, dan Muara Gembong. Tujuan penelitian ini adalah (1) melakukan identifikasi lapangan dan klasifikasi terhadap area-area lahan sawah yang mengalami kekeringan di lima kecamatan tersebut di atas, (2) melakukan penilaian NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dan LST (Land Surface Temperature) dari citra Landsat-7 pada lima kecamatan fersebut di atas, dan (3) melakukan analisis hubungan antara data kekeringan di tapangan dengan nilai-nilai NDVI dan LST. Metode penilaian kekeringan Lapangan dilakukan secara kualitatif dengan kategori tertentu, adapun untuk thenilai NDVI dan LST berturut-turut mengacu pada formula Rouse et al. (1973) dan situs http://www.yale.edu/eco. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekeringan yang terjadi di daerah penelitian ini sebagian disebabkan oleh kekeringan alamiah dan sebagian oleh kekeringan antropogenik. Dari 140 titik sampel didapatkan 32,25% termasuk ke dalam kelas tidak kering, 14,71% agak kering, 15,68% kering, dan 37,25% kering sekali. Dari hasil tersebut lahan pertanian tidak kering dan kering sekali tampak lebih dominan di daerah penelitian. Analisis NDVI dan LST dilakukan pada citra Landsat-7 multitemporal, yaitu dari citra tahun 2000, 2005, 2010, dan 2014. Seluruh citra tersebut dipilih dari tanggal akuisisi yang sama yaitu pada bulan kering (22 Juni sampai 28 Juli). Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa NDVI tahun 2014 cenderung memiliki milai yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sebaliknya nilai LST tahun 2014 cenderung lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Hubungan antara LST dan NDVI bersifat negatif yaitu semakin tinggi suhu permukaan maka indeks vegetasi semakin menurun. Adapun hubungan antara kekeringan lapangan dengan penilaian NDVI dan LST menunjukan adanya kesesuaian. Hasil penelitian setelah dilakuakn pengkelas menggunakan nilai NDVI dan LST menunjukkan bahwa luas lahan tidak kering 54.6 ha, kering 214.2 ha, dan kering sekali 19 ha. Dari hasil tersebut lahan pertanian kering tampak lebih dominan di daerah penelitian.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcSoil scienceid
dc.subject.ddcPaddy fieldid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBekasiid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.titleAnalisis tingkat kekeringan lahan sawah di wilayah Bekasi Utara menggunakan citra landsat 7id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordBekasiid
dc.subject.keywordDroughtid
dc.subject.keywordLandsat-7id
dc.subject.keywordLSTid
dc.subject.keywordNDVIid
dc.subject.keywordWetlandid
dc.subject.keywordAgricultureid
dc.subject.keywordAgriculture landid
dc.subject.keywordDry climateid
dc.subject.keywordEl Ninoid
dc.subject.keywordLa Ninaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record