dc.description.abstract | Perkembangan produksi pulp dan kertas telUs be11ambah jumlahnya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, demikian pula sarna halnya dengan kebutuhan kertas yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat produksi kertas s~besar 6,9 juta ton yang sebelumnya 5,4 juta ton dan tingkat produksi pulp sebesar 3,8 juta ton yang sebelumnya 3,4 juta ton (APKI 2000). Untuk memenuhi kebutuhan ke11as yang telUs meningkat, industri pulp dan kertas berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memenuhinya. Jika dilihat dari produksi kertas bekas sebesar 1,3 juta tall, memang Indonesia masih kurang dibandingkan konsumsi kertas bekas yang ada di Indonesia yaitu 3,4 juta ton. Adapun kekurangan dari konsumsi kertas bekas, Indonesia mengimpomya. Impor kertas bekas Indonesia saat ini sedikitnya dua juta ton pertahun dengan kecenderungan yang terus meningkat. Sementara upaya pengumpulan kel1as bekas dari dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 38 % terhadap kebutuhan (APK! 1999). Dengan alasan tersebutlah maka penulis ingin mencoba meneliti sampai sejauh mana bahan baku yang berasal dad waste paper yang digunakan oleh PT. Kelias Bekasi Teguh dimanfaatkan seem'a optimal atau tidak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat produktivitas dan rendemen pada tahapan produksi kertas yang dicapai oleh perusahaan, mengetahui sampai sejauh mana bahan baku waste paper dimanfaatkan oleh PT. Kel1as Bekasi Teguh, mengetahui usaha-usaha industri kel1as PT. Kenas Bekasi Teguh ulltuk memenuhi kebutuhan bahan baku kertas bekas dan mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan baku kertas bekas. Hasil penelitian dari 3 paper machille (PM) yang diteliti pada awal Oktober hingga pe11engahan November 2000 menunjukkan bahwa paper machine 5 (PM 5) menghasitkan rendemen yang paling tinggi dibandingkan paper machine 1 (PM 1) dan paper machine 4 (PM 4) . Untuk PM yang memiliki rendemen paling rendah ada pada PM 1. PM 5 memiliki rendemen yang paling tinggi yaitu 89,85 %, hal ini disebabkan jam gangguan yang dimiliki oleh PM 5 paling rendah yaitu 111,88 jam, namun kualitas kertas yang dihasitkan oleh PM 5 paling rendah dari PM yang lainnya yaitu 53,75 % yang masuk dalam kualitas baik (kuning dan hijau), sedangkan sisanya 46,25 % termasuk kualitas yang kurang baik (hitam). PM 4 memiliki rendemen yaitu 83,84 %. Untuk PM 4 tidak saja menghasilkan rendemen yang tinggi tetapi juga diikuti oleh kualitas kertas yang baik pula yaitu 72,77 % masuk dalam kualitas loming dan hijau dan sisanya 27,23 % termasuk dalam kualitas hitam. Hal ini disebabkan dalam proses produksi PM 4 tidak mengalami banyak gangguan sepeI1i dalam hal pembentukan ke11as di wire tidak banyak mengalami gangguan, dalam pengepresan dan pengeringan tidak mengalami banyak gangguan, speed yang digunakan pada mesin sesuai dengan yang telah direncanakan, gramatur yang dihasilkan sesuai dengan yang telah direncanakan. PM 1 adalah paper machine yang menghasilkan rendemen paling rendah yaitu 69,17 %. Hal ini disebabkan banyaknya gangguan yang dialami oleh PM I pada proses pembentukan kertas di wire, kertas yang dibentuk banyak yang putus, pada proses pengepresan dan pengeringan banyak kertas yang putus dan gramatur kertas yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Untuk gangguan pada proses pengepresan dan pengeringan memberikan dampak pada hasil produksi antara lain kertas yang dihasilkan putus-putus karena ada bagian yang kering dan basah. Produktivitas paper machine yang dihasilkan pada awal Oktober hingga pertengahan November 2000 diketahui bahwa nilai produktivitas yang diperoleh PM I sebesar 1,87 ton/jam. Nilai ini jauh lebih rendah dibanding dengan nilai produktivitas yang direncanakan yaitu 2,71 ton/jam. Sehingga hal ini berpengarub terhadap target produksi yang diinginkan yaitu produksi sebesar 77 ,20 % dari target produksi. Nilai produktivitas pada PM I rendah dipengaruhi oleh break down time yang dimiliki yaitu sebesar 154,05 jam, speed yang digunakan tidak sesuai dengan yang direncanakan yaitu 105 mpm dan gramatur kel1as yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Untuk PM 4 memiliki nilai produktivitas sebesar 2,36 ton/jam. Nilai ini lebih rendah 0,4 ton/jam dengan nilai produktivitas yang direncanakan yaitu sebesar 2,71 ton/jam. Padahal jam gangguan yang dimiliki oleh PM 4 paling besar dari 3 PM yang diteliti yaitu sebesar 219,99 jam. Hal ini disebabkan tidak banyak gangguan yang dialami oleh PM 4 dalam hal operasional sehingga speed yang dihasilkan oleh PM 4 sesuai dengan yang direncanakan, gramatur yang dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan dan umur mesin ya!lg dimiliki oleh PM 4 lebih llluda 6 tahull. Namun hasil produksi dari PM 4 hany-a 64,99 % dari target produksi. Nilai produksi yang dihasilkan PM 4 rendah, hal ini disebabkan oleh kerusakan-kerusakan yang terjadi pada mesin seperii ganti kopling pacta mesin pompa. Sedangkan PM 5 memiliki nilai produktivitas sebesar 4,12 ton/jam. Nilai ini lebih rendah 0,4 ton/jam dengan nilai produktivitas yang direncanakan yaitu 4,58 ton/jam. Untuk jam gangguan yang dimiliki oleh PM 5 paling kecil dibandingkan PM yang lain yaitu 111,88 jam, tetapi hasil produksi PM 5 hanya 78,15 % dari target produksi yang direncanakan, seharusnya dengan jam gangguan yang lebih kecil hasil produksi yang dihasilkan lebih besar, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan perbaikan-perbaikan terhadap mesin PM 5 sepel1i perbaikan bearing dan perbaikan as rollmemakai cukup banyak waktu, oleh karena itulah produksi yang dihasilkan hanya mencapai 78,15 % dari target produksi. Jika dilihat dari hasil yang diperoleh, penulis dapat memberikan kesimpulan untuk nilai rendemen dan produktivitas pada awal Oktober hingga pel1engahan November 2000 bahwa paper machin' 5 menghasilkan rendemen paling tinggi dibandingkan paper machine I dan paper machine 4. Untuk PM yang memiliki rendemen paling rendah ada pada PM 1. Adapun untuk produktivitas paper machine diketahui bahwa PM 4 dan 5 memiliki nilai produktivitas lebih rendah 0,4 ton/jam dari nilai produktivitas yang direncanakan, sedangkan nilai produktivitas PM I jauh lebih rendah yaitu 0,8 ton/jam dari nilai produktivitas yang direncanakan. | id |