| dc.description.abstract | Kota, tidak dapat disangkal lagi, merupakan pusat kegiatan kehidupan manusia. Pembangunan fisik kota terus dikembangkan untuk mendukung segala aktivitas dan aspek kehidupan man usia. Namun pembangunan kota menghasilkan efek samping berupa limbah dan polusi yang meneemari lingkungan dan mengganggu f\mgsi lingk'Ullgan hidup. Peneemaran yang timbul antara lain yaitu hujan asam. Pemb~ngwlan hutan kota merupakan salah satu eara untuk mengatasi masalah peneemaran yang ada di wilayah perkotaan, sehingga perlu dieari jenis-jenis pohon yang eocok untuk ditanam di perkotaan. Jenis-jenis pohon tersebut selain bermanfaat estetis dan ekologis, juga harus tahan terhadap lingkungan perkotaan yang semakin tereemar. Agar pembangunan hutan kota dapat memenuhi fungsinya seeara efektif maka perlu dilakukan pell,li lihan jenis-jenis tanaman yang tahan terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh hujan asam. Ada beberapa jenis pohon yang coeok untuk ditanam di perkotaan karena selain mempunyai manfaat estetis dan ekologis juga telah banyak ditanam sebagai pohon tepi jalan maupun untuk taman hutan. Jenis-jenis pohon tersebut adalah : Mahoni (Swietenia mahagoni), Damar (Agathis alba), Akasia (Acacia mangium), Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Salam (Syzygium polyanthum), Kayu Putih (Melaleuca leucadendron), Saputangan (Maniltoa gemmipara), dan Kupu-kupu (Bauhinia purpurea). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian perlakuan simulasi hujan asam terhadap beberapa jenis pohon, dan untuk memilih jenis-jenis pohon yang memiliki ketahanan terhadap hujan asam. Penelitian ini dapat benmanfaat untuk membantu penanggulangan pencemaran kota melalui pemilihan jenis-jenis yang eocok untuk pengadaan hutan kota. Penelitian dilakukan di areal Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Darmaga. Penelitian berlangsung selama 2,5 bulan, dengan persiapan anakan selama 1 bulan. Secara keseluruhan penelitian berlangsung dari bulan November 1998 sampai dengan Februari 1999. Raneangan pereobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah raneangan acak lengkap dengan pola faktorial 5 x 3 dengan 5 ulangan, terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu faktor komposisi air hujan dan faktor jangka waktu penyiraman. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap varia bel yang diukw- dilakukan anaisa sidik ragam, dan untuk mengetahui perbedaan nyata antara perlakuan dan kontrol digunakan uji Tukey. Variabel yang diukur yaitu tingkat kerusakan daun, pertambahan tinggi, berat kering, rasio pueuk akar, dan luasan daun. Perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada setiap jenis anakan. Pengaruh tersebut merupakan reaksi yang timbul dari anakan terhadap perlakuan yang terlihat dari nilai variabel/parameter yang diukur. Reaksi dapat berupa peningkatan atau penurunan nilai variabel. Peningkatan berarti reaksi positif, hanya terjadi bila tanaman mampu menggunakan polutan yang terkandung sebagai zat yang berguna/nutrisi, atau bila kadamya cukup/sesuai dengan kebutuhan. Penurunan berarti reaksi negatif, terjadi bila tanaman tidak mampu menggunakan polutan tersebut sebagai nutrisi atau bila kadamya berlebihan. Pada parameter kerusakan daun tampak bahwa hanya pada anakan Akasia saja yang mengalami kerusakan pada daun berupa malformasi (daun melengkung) dan nekrosis (bintik-bintik coklat pada daun akibat jaringan mati), sedangkan pada jenis lain tidak tampak mengalami kerusakan pada daun. Kerusakan pada anakan dapat dibedakan menjadi kerusakan tampak dan tidak tampak. Kerusakan yang tampak, artinya menunjukkan gejala-gejala seperti nekrosis, malformasi daun, dan klorosis. Kerusakan yang tidak tampak tidak menunjukkan gejala khusus, hanya setelah diteliti ternyata anakan mengalami hambatanlgangguan dalam pertumbuhan. Berdasarkan pengaruh negatif dan positif yang dominan pada setiap jenis anakan maka dibuat penggolongan ketahanan anakan terhadap perlakuan simulasi hujan asam. Anakan yang mempunyai pengaruh positif yang dominan digolongkan sebagai anakan yang tahan, sedangkan bila pengaruh negatif lebih dominan maka digolongkan anakan tersebut peka terhadap perlakuan simulasi hujan asam. Penggolongan ini dibuat berdasarkan metode penggolongan menurut Dahlan (1997) yang membuat penggolongan berdasarkan pengaruh negatif yang diperlihatkan oleh setiap parameter yang diukur. Jika parameter menunjukkan pengaruh yang negatif maka anakan tersebut digolongkan peka terhadap perlakuan. Adapun yang disebut pengaruh negatif yaitu perlakuan yang diberikan menghasilkan pengaruh berupa pertambahan tinggi yang lambat atau rendah, berat kering yang rendah, rasio pucuk akar yang rendah, luasan daun yang kecil, dan timbulnya kerusakan daun, bila dibandingkan dengan kontrol. Pengaruh yang positifyaitu pertambahan tinggi yang cepat atau baik, berat kering yang besar, rasio pucuk akar yang besar, luasan daun yang besar, dan tidak adanya kerusakan daun. Jenis Kupu-kupu (Bauhinia plIIpurea) tahan terhadap perlakuan. Jenis lain yang cukup tahan yaitu Nyamplung (Calophyllum inophyl/um). Jenis Salam (Syzygium polyanthum) tergolong agak tahan. Jenis Akasia (Acacia mangium) merupakan satu-satunya jenis anakan yang terlihat sudah mengalami kerusakan pada daun berupa nekrosis dan malformasi (kelainan bentuk daun), namun masih tergolong agak tahan karen a pengaruh positifuya lebih dominan daripada pengaruh negatifuya. Jenis Damar (Agathis alba) dan Mahoni (Swietenia mahagoni) tergolong tidak peka karena tidak ada pengaruh positif atau negatif yang menonjol. Jenis Saputangan (Maniltoa gemmipara) dan Kayu Putih (Me/alel/ca leucadendron) merupakan jenis-jenis yang peka terhadap perJakuan yang diberikan karena pengaruh negatifuya lebih dominan/menonjol daripada pengaruh positifuya. PENGARUH HUJAN | id |
