Pengaruh Ketebalan dan Jenis Sambungan Vinir Terhadap Sifat Fisis Mekanis Laminated Veneer Lumber (LVL) Beberapa Jenis Kayu Cepat Tumbuh
Abstract
Perkembangan industri kayu lapis selama ini menghadapi tantangan dengan semakin menurunnya persediaan bahan baku yang berkualitas tinggi. Mengingat pembuatan kayu lapis sejauh ini masih menuntut bahan baku dari kayu berkualitas tinggi, maka mendorong industri perkayuan pad a penggunaan jenis-jenis kayu yang selama ini kurang dimanfaatkan (lesser used species) dan kayu berdiameter kecil (small diameter logs) yang mempunyai kualitas yang lebih rendah (Bakar, 1996). Menghadapi iantangan te,sebul diperlukan suatu usaha diyersifikasi produk yang dapat menggalltikan peranan kayu lapis dan kayu gergajian. Diyersifikasi produk yang sang at releyan acJalah LVL (Laminated Veneer Lumber') (Bakar, 1996). Pembuatan yinir kupas untuk produk LVL dapat menggunakan ballan baku kayu yang berkualitas rendah, karena caeat-eaeat alami kayu, seperti mata kayu, miring serat dan lain-lain dapat disebarkan merata seeara aeak diantara lapisan-Iapisan Yinir, sehingga dapat meminimumkan pengaruhnya terhadap kekuatan. Penggunaan yinir kupas memungkinkan yinir dibuat dengan ukuran yang relatif besar tanpa harus dibatasi oleh ukuran kayu bulat yang tersedia. Namun penyambungan yinir terkadang juga diperlukan, mengingat panjang yinir kupas (pada arah sejajar serat) umumnya tidak lebih dari 250 em. Efisiensi sambungan Yinir merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pendugaan sifat fisis dan mekanis LVL. Baik buruknya sambungan akan menentukan kekuatan LVL yang dihasilkan (Laufenberg, 1983). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah LVL yang dibuat dari yinir kayu Sengon (Paraserii3thes falcataria (L.) Nielsen), kayu Jabon (Anthocephalus cinensis (Lamk.) A. Rich) dan kayu Tusam (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) di Laboratorium Pengolahan Kayu Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Pengupasan yinir dilakukan dengan cara kupas (rotary cutting) di Lembaga . ~ Penelitian Hasill-lutan Bogor. Vinir terdiri daii 2 (dua) ketebalan y"ang berbeda: yailu 2,5 mm dan 3,0 mm. Dari yinir ini dibu2t.beberapa LVL dengan berbagai jumlah lapisan dan jenis sambungan vinir dengan ukuran yang sama, yaitu (40 x 40 x 2) em. Perekat yang digunakan adalah perekat Phenol Formaldehida (PF) yang diperoleh dari suplier perekat dalam bentuk siap pakai. Ketebalan vinir LVL yang dihasilkan berkisar antara 20.32 mm - 20.94 mm. Nilai rata-rata ketebalan LVL tersebut dipengaruhi oleh perbedaan ketebalan vinir penyusunnya, pengaruh garis rekatan dan pengempaan. Kadar air dipengaruhi oleh faktor kayu dan faktor di luar kayu. Faktor dari kayu adalah sifat higroskopis kayu, dimana kayu mempunyai kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan air baik dalam bentuk uap air maupun da!arT1 bentuk eairan, sehingga kadar air sewaktu-waktu dapa! berubah sesuai dengan kondisi lingkungannya. Kemampuan kayu untuk menyerap dan melepaskan air tersebut tergantung pad a suhu dan kelembaban udara di sekelilingnya. Sedangkan faktor di luar kayu adalah adanya garis rekat diantara lapisanlapisan vinir yang timbul akibat proses perekatan. Garis rekat yang timbul dapat menghambat jumlah air yang diserap maupun dikeluarkan oleh kayu. Sehingga semakin kecil ketebalan vinir penyusun LVL, maka semakin ban yak pula garis rekat yang timbul akibat proses perekatan sehingga kemungkinan kadar airnya akan semakin keeil. Nilai kerapatan LVL semakin meningkat dengan semakin kecil ukuran ketebalan vinir penyusunnya, dimana kerapatan LVL dengan ketebalan 2,5 mm relatif lebih tiOlggi dibanding LVL dengan ketebalan vinir 3,0 mm. Hal ini diduga karena kerapatan perekat yang digunakan lebih besar dibandingkan dengan kerapatan jenis kayu, yaitu sebesar 1.18 - 1.20 g/cm'- Kerapatan perekat yang digunakan dapat mempengaruhi kerapatan LVL yang dihasilkan. Sehingga LVL dengan ketebalan vinir 2,5 mm yang mempunyai jumlah garis rekat yang lebih banyak, mempunyai kerapatan yang relatif lebih tinggi dibandingkan LVL dengan ketebalan vinir 3,0 mm yang mempunyai jumlah garis rekat yang lebih sedikit. Pengembangan volume LVL mempunyai nilai yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kayu yang menyusunnya. Hal ini disebabkan karena nilai pengembangan LVL dipengaruhi oleh struktur anatomis jenis kayu penyusunnya. LVL jenis kayu sengon mempunyai nilai pengembangan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kayu lain yang diujikan. Nilai pengembangan LVL jenis kayu sengon mengalami ·nilai pengembangan yang tidak berbeda jauh dengan
Collections
- UT - Forest Products [2184]