Masalah Infestasi Lalat Kandang (Stomoxys calcitrans, L.) Pada Usaha Ternak Sapi dan Berbagai Cara Penanggulangannya
Abstract
Lalat kandang adalah salah satu jenis ektoparasit yang sering menyebabkan gangguan produktifitas pasa suatu usaha ternak sapi. Daur Hidupnya dimulai dari telur yang menetas menjadi larva, kemudian pupa dan akhirnya menjadi lalat dewasa. Lalat ini biasanya menyukai massa humus yang lembab, misalnya campuran sisa-sisa vegetasi yang terdiri dari tumpukan jerami atau bahan hijauan dengan kotoran- kotoran dan urine ternak. Lalat jantan maupun betina keduanya adalah penghisap darah. Satu ekor lalat setiap kalinya menghisap darah kurang lebih 16 mg.
Gangguan dan kerugian akibat gigitan lalat kandang secara langsung berupa kehilangan sejumlah darah dan kerusakan kulit, penularan penyakit yang dipindahkan dari hewan lain serta kegelisahan pada ternak sapi karena merasa tidak nyaman akibat gigitan yang ditimbulkannya. Secara klinis akibat infestasi lalat ini pada ternak sapi kurang menyolok, namun sebenarnya dapat dibuktikan terjadinya kemerosotan produktifitas berupa penurunan bobot badan dan produksi susu. Bobot badan yang diperoleh seekor sapi selama masa pertumbuhan awal berkurang 0,09 kg per hari dan efisiensi makanannya berkurang 12,9%, sedangkan selama masa pertumbuh- an akhir berkurang 0,22 per hari dan efisiensi makanannya
berkurang 10,9%. Terhadap produksi susu, kerugian yang ditimbulkan selama periode 5 bulan mencapai 9,26 %.
Lalat kandang dapat berperanan sebagai vektor mekanis penyakit antraks dan tripanosomiasis, diduga pula lalat ini juga berpotensi dalam menularkan penyakit mulut dan kuku, anaplasmosis serta dapat bertindak sebagai induk semang antara cacing Habronema.
Penanggulangan lalat kandang dapat dilakukan melalui berbagai cara, di antaranya kontrol melalui senyawa kimia, kontrol secara fisik dan mekanis serta kontrol melalui praktek tata-laksana. Adapun senyawa kimia yang seringkali digunakan dalam menanggulangi populasi lalat ini antara lain adalah pirethrin sintetik 0,1 -0,75%, dichlorvos 1%, crotoxyphos 0,5 4,0 %, permethrin 0,1%, cypermethrin dan fervalerat 0,375 0,750%.