Show simple item record

dc.contributor.advisorAbidin, Rachmatsyah
dc.contributor.advisorHutadjulu, Radja
dc.contributor.authorWaris, Anwarul
dc.date.accessioned2024-04-17T07:15:31Z
dc.date.available2024-04-17T07:15:31Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146081
dc.description.abstractKayu sebagai hasil hutan utama akan bernilai ekonomis jika telah sampai ke konsumen. Dengan tujuan perolehan nilai ekonomis inilah dilakukan kegiatan pemanenan yang dalam pelaksanaannya sangat mengutamakan tingkat keefisienan perolehan volume kayu. Tingkat efisiensi ini dapat diukur dari besarnya limbah yang terjadi, yang secara kuantitas dinyatakan oleh faktor eksploitasi. Namun sehubungan dengan limbah yang dapat terjadi disetiap bagian kegiatan pemanenan, baik itu di bagian penebangan, penyaradan maupun pengangkutan maka faktor eksploitasi belum cukup untuk menjelaskan pada proses mana kegiatan yang paling efisien (Abidin, 1994). Untuk mengetahui tingkat efisiensi pada setiap kegiatan pemanenan tersebut, perlu dilakukan pengukuran terhadap indeks tebang, indeks sarad dan indeks angkut yang masing-masing akan menjelaskan tingkat efisiensi pada bagian penebangan, penyaradan dan pengangkutan. Kegiatan penebangan memberikan persentase limbah pemanenan yang paling besar sehingga dapat memberikan pengaruh yang terbesar pula terhadap penurunan faktor eksploitasi. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian yang lebih menitik beratkan pada bagian penebangan dengan besaran indeks tebang sebagai parameter efisiensi pada kegiatan sub bagian pemanenan Tujuan diadakannya penelitian ini adalah (1) menentukan besaran indeks tebang di hutan alam pada lokasi penelitian (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besaran indeks tebang dan (3) menyusun rumusan upaya-upaya peningkatan efisiensi penebangan. Dalam metode kerja, pertama menentukan 2 pohon contoh. Direncanakan sebanyak 50 pohon contoh yang diambil secara porpusive sampling dan kemudian dibagi kedalam 7 kelas dengan interval 18 satuan. Penentuan kelas dan interval ini dihitung dengan Persamaan Sturges dengan rumus i = R/k dimana R = range dan k = 1+3,322 log n (n = 50). Setelah itu dengan bantuan LHC, tentukan 2 pohon contoh yang harus diambil pada setiap kelas dengan mempertimbangkan kerapatan atau penyebaran kelas pohon (dbh), secara maternatis dirumuskan dengan ni = (Ni/N)n dimana, ni pohon contoh kelas ke-i, N kerapatan pohon/ha dari semua kelas, dan Ni = kerapatan pohon/ha kelas ke-i. Hasil perhitungan membagi ke-50 pohon contoh kedalam 17 pohon pada kelas I, 14 pohon pada kelas II, 6 dan 8 pohon dalam kelas III dan IV, masing-masing 2 pohon dalam kelas V dan VI serta 1 pohon pada kelas VII. Tahap berikutnya adalah pengolahan data rata-rata hitung tiap kelas untuk mendapatkan rata-rata tertimbang angka bentuk lokal dan indeks tebang. Angka bentuk lokal dihitung dengan persamaan ab Va/Vs, dimana Va volume aktual dan Vs volume silinder. Dari penilitian ini diperoleh rata-rata tertimbang angka bentuk sebesar 0,782 dengan standar deviasi 0,042. Pendugaan selang bagi nilai tengah angka bentuk ini berkisar pada 0,783 ± 0,082 dengan kesalahan contoh 10,513 % yang dihitung pada taraf nyata a = 0,05....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForestry productsid
dc.subject.ddcLoggingid
dc.titleIndeks tebang hutan alam sebagai salah satu parameter tingkat efisiensi pemanenan kayu : Studi kasus di HPH PT.Aya Yayang Indonesia (Barito Pacifik Timber Group) Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatanid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record