Show simple item record

dc.contributor.advisorRatna, Endang Sri
dc.contributor.authorRumondang, Regina
dc.date.accessioned2024-04-17T07:00:42Z
dc.date.available2024-04-17T07:00:42Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146060
dc.description.abstractPenelitian bertujuan untuk mengetahui perkembangan resistensi dari ulat krop kubis Crocidolomia pavonana Fabricius (Lepidoptera: Pyralidae) terhadap insektisida profenofos dan emamektin benzoat dari daerah Lembang, Pangalengan, Garut, Sukabumi dan Cianjur. Penelitian dilakukan di Stasiun Penelitian dan Pengembangan Perusahaan Pestisida Syngenta, Lembang. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui status resistensi hama ulat krop kubis di lima daerah tersebut terhadap insektisida profenofos dan emamektin benzoat sehingga tindakan pengelolaan resistensi serangga dapat segera dilakukan. Resistensi C. pavonana terhadap insektisida profenofos terdeteksi terjadi di daerah Lembang, Pangalengan, Garut, Sukabumi dan Cianjur. Tingkat resistensi tertinggi dan terendah terhadap insektisida profenofos berturut-turut ditunjukkan dengan nilai nisbah resistensi pada strain Garut dan Pangalengan. Penggunaan insektisida profenofos cukup intensif dilakukan di daerah Garut dibandingkan di daerah Pangalengan. Peningkatan nilai LC5o C. pavonana terhadap insektisida baru seperti emamektin benzoat mulai terlihat di daerah Lembang dan Pangalengan. Petani di daerah tersebut banyak menggunakan insektisida secara intensif untuk mengendalikan hama C. pavonana pada kubis. Populasi serangga strain Garut, Sukabumi dan Cianjur belum terdeteksi resisten terhadap emamektin benzoat. Petani di ketiga daerah ini belum mengenal insektisida emamektin benzoat dan masih tetap mengandalkan profenofos untuk mengendalikan hama tersebut. Larva instar III C. pavonana lebih resisten terhadap insektisida di atas dibandingkan larva instar II. Hal ini ditunjukkan dengan nilai LC50 pada larva instar III yang lebih besar dibandingkan larva instar II. Perbedaan sensitivitas antara larva instar III dan larva instar II terhadap insektisida berkaitan dengan pertumbuhan dan proses ganti kulit. Larva instar III diduga memiliki lapisan kutikula dan cadangan lemak yang lebih tebal pada tubuhnya dibandingkan larva instar II, sehingga insektisida relatif lebih sulit mencapai bagian sasaran. Serangga uji generasi pertama lebih resisten daripada serangga generasi berikutnya ditunjukkan dengan nilai LC50 dan nisbah resistensi serangga generasi pertama yang lebih tinggi daripada serangga generasi berikutnya. Tingkat resistensi yang berbeda dari generasi kedua dan seterusnya dapat menyebabkan perubahan status resistensi populasi serangga terhadap suatu insektisida pada suatu daerah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPlant Proerctionid
dc.subject.ddcLepidopteraid
dc.titleStatus resistensi ulat krop kubis Crocidolomiapavonana Fabricius (Lepidoptera : Pyralidae) daribeberapa daerah diJawa Barat terhadap insektisida profenofos dan emamektin benzoatid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record