Studi iklim mikro jalur hijau di Kotamadya Bogor
View/ Open
Date
1997Author
Prasetyo, Iwan
Syaufina, Lailan
Fakuara Ts., M.Yahya
Metadata
Show full item recordAbstract
Pertumbuhan perkotaan di negara berkembang saat ini sangat pes.... UNDP memperkirakan pada tahun 2005, jumlah penduduk di negara-negara berkembang sebesar 61 % (4,4 milyar jiwa) akan bermukim di perkotaan. Hal ini menyebabkan kualitas lingkungan menjadi menurun karena tingginya aktivitas manusia. Dalam 2 konteks pemikiran manajemen hutan, gagasan hutan kota diajukan untuk memecahkan masalah tersebut. Salah satu bentuk komponen hutan kota adalah jalur hijau.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi iklim mikro antara lokasi yang berjalur hijau dengan lokasi yang tidak berjalur hijau.
Dipilihnya lokasi di Jl. Dr. Semeru dan di Jl. Raya Semplak karena kedua lokasi tersebut dianggap mewakili dua kondisi iklim mikro yang berbeda. Di Jl. Dr. Semeru merupakan lokasi yang mempunyai jalur hijau dan di Jl. Raya Semplak merupakan lokasi yang tidak berjalur hijau atau daerah terbuka. Parameter iklım mikro yang diamati meliputi suhu tanah kedalaman 20 cm, suhu udara pada ketinggian 1 m, 1,5 m, 2 m, kelembaban relatif pada ketinggian 1 m, 1,5 m, 2 m. kecepatan angin dan radiasi matahari.
Dari penelitian ini diperoleh bahwa suhu suhu tanah di Jl. Dr. Semeru sebesar 26.5 °C lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanah di Jl. Raya Semplak yang mencapai 28,9 °C. Hal ini disebabkan karena energi sinar matahari yang mencapai permukaan tanah di Jl. Dr. Semeru lebih kecil dibandingkan dengan di Jl. Raya Semplak.
Suhu udara di Jl. Dr. Semeru pada ketinggian 1 m, 1,5 m, 2 m berturut-turut 27.1 °C, 27.0 °C. 27,0 °C lebih rendah dibandingkan dengan suhu udara di Jl. Raya Semplak yang mencapai 27,6 °C. 27,9 °C, 28.3 °C pada ketinggian yang sama. Hal ini disebabkan karena pengaruh vegetasi berupa jalur hi au di Jl. Dr. Semeru. Sinar...
Collections
- UT - Forest Management [2837]