Show simple item record

dc.contributor.advisorSantosa Yanto
dc.contributor.advisorKartono, Agus P.
dc.contributor.authorPrihikmat, Andry Ridhya
dc.date.accessioned2024-04-04T07:26:10Z
dc.date.available2024-04-04T07:26:10Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/145505
dc.description.abstractSatwaliar merupakan sumber daya alam yang pemanfaatannya semakin meningkat untuk berbagai keperluan yang berguna bagi kesejahteraan manusia. Jenis satwa primata merupakan hewan yang memiliki sifat anatomis dan morfologis yang mendekati manusia. Oleh karena itu satwa primata sering digunakan sebagai hewan percobaan, terutama dalam pengembangan teknologi bidang biomedis Jenis primata yang banyak digunakan untuk keperluan percobaan biomedis adalah monyet ekor. panjang (M. fascicularis Raffles 1821) yang terdapat tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Malaysia, Thailand, Filippina dan Burma. Monyet ekor panjang merupakan salah satu jenis hasil hutan non kayu untuk komoditi ekspor Permintaan dunia antara lain Amerika, Inggris, Jepang, Swedia dan Taiwan, mencapai 35.000 ekor per tahun yang sementara ini dipenuhi oleh Indonesia, Philipina dan Malaysia (PPKHT. 1997). Saat ini dan untuk masa yang akan datang diperkirakan peluang ekspor jenis komoditi ini akan semakin besar bagi Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik vegetasi di habitat monyet ekor panjang, mengetahui bentuk sebaran spatial monyet ekor panjang dan mengetahui pengaruh vegetasi terhadap sebaran spatial monyet ekor panjang. Untuk mengetahui komposisi dan struktur vegetasi dari habitat monyet ekor panjang digunakan metode analisis vegetasi. Berdasarkan hasil analisis vegetasi, jumlah jenis vegetasi di areal hutan konservasi HTI PT. Musi Hutan Persada meliputi 71 jenis untuk vegetasi tingkat semai, 67 jenis untuk vegetasi tingkat pancang, 43 jenis untuk vegetasi tingkat tiang dan 119 jenis untuk vegetasi tingkat pohon. Ditinjau dari indeks ailai keanekaragaman vegetasi, indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada tingkat pohon yaitu 3,99 dan indeks keanekaragaman terkecil terdapat pada vegetasi tingkat semat yaitu 3,54. Karakteristik lokasi perjumpaan monyet ekor panjang di areal hutan konservasi HTI PT Musi Hutan Persada memiliki kerapatan vegetasi terboboti untuk tingkat semai 39025.63 individu/ha. tingkat pancang 1606.220 individu/ha, tingkat tiang 97,74 individu/ha dan tingkat pohon 158,78 individu/ha. Sedangkan ditinjau dari kerapatan vegetasi pakan, lokasi perjumpaan monyet ekor panjang di areal hutan konservasi HTI PT. Must Hutan Persada memiliki kerapatan vegetasi pakan. terboboti untuk tingkat semai 9350,35 individu/ha, tingkat pancang 1067.85 individu/ha, tingkat hang 53,64 adividu/ha dan tingkat pohon 79,73 individu/ha. Sedangkan frekuensi vegetası pakan terboboti untuk tingkat semai 1,86 dan tingkat pancang 1,28. Untuk tingkat tiang frekuensi vegetasi pakan terboboti yaitu 0,43 dan untuk tingkat pohon yaitu 2,65. Tinggi total rata-rata untuk tingkat..id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest conservationid
dc.subject.ddcPrimatesid
dc.titlePengaruh vegetasi terhadap sebaran pratial monyet ekor panjang (macaca fascicularis Raffles 1812) di hutan konservasi HTI PT. Musi Hutan Persada Propinsi Dati I Sumatera Selatanid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record