Volume dan klasifikasi limbah pemanenan kayu : Studi kasus di HPH PT. Dexter Kencana Timber Propinsi Riau
View/ Open
Date
1997Author
Yudiarto, Murub Imam Muhammad
Santosa, Gunawan
Prihanto, Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kegiatan pemanenan kayu dalam rangka memanfaatkan hasil hutan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan keuntungan secara finansial agar dapat bermanfaat bagi kehidupan. Berbagai macam dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut adalah faktor-faktor yang saling berkait satu sama lain. Dampak secara ekonomis, ekologis dan sosial bagi tegakan hutan itu sendiri maupun bagi masyarakat merupakan satu rantai hubungan yang tidak terpisahkan. Meskipun pada kenyataannya, secara umum volume kayu yang dimanfaatkan lebih kecil dibandingkan volume kayu yang ditebang, sehingga terdapat kayu yang tidak terangkut di petak tebangan dan TPn berupa limbah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya volume limbah pemanenan kayu di petak tebangan dan di Tempat Pengumpulan Kayu (TPn), mengetahui jenis dan klasifikasi limbah pemanenan kayu, serta untuk mengetahui besarnya kerusakan tegakan tinggal yang terjadi akibat kegiatan pemanenan kayu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menghitung volume dan persentase limbah yang terjadi di petak tebangan dan TPn berdasarkan data-data diameter dan panjang sortimen limbah.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 105,96 m³ total kayu yang dipanen, limbah yang terjadi di petak contoh penelitian adalah terdiri dari limbah tunggak (8,84 %), limbah batang (20,02%), serta limbah cabang dan ranting (17,53%). Jumlah total volume limbah yang terjadi adalah
sebesar 49,16 m³ (46,39%).
Volume dan persentase limbah terbesar adalah limbah batang, yaitu sebesar 21,21 m³. Hal ini terjadi karena pembagian batang yang disesuaikan dengan kapasitas angkut alat angkut log di hutan rawa dan disesuaikannya sortimen dengan permintaan pasar. Limbah berdasarkan sebaran kelas diameter dengan volume dan persentase terbesar terdapat pada limbah batang kelas diameter 50 cm ke atas, yaitu sebesar 13,8 m³ (13,02%). Sedangkan limbah berdasarkan sebaran kelas panjang dan diameter dengan volume dan persentase terbesar terdapat pada limbah tunggak kelas III A ($ >40 cm; p<2m), yaitu sebesar 9,37 m³ (8,85%).
Kerusakan tegakan tinggal sebagai dampak dari kegiatan pemanenan kayu meliputi kerusakan akibat penebangan sebesar 22,94 m³ (10,11%) dan akibat penyaradan sebesar 18,42 m³ (8,11%). Sedangkan volume dan persentase terbesar tipe kerusakan yang terjadi adalah pohon roboh, yaitu sebesar 21,09 m³ (19,91%). Volume dan persentase limbah terbesar berdasarkan klasifikasi sebaran kelas
diameter terdapat pada sebaran kelas diameter 50 cm ke atas dari jenis limbah batang, yaitu sebesar 13,80 m³ (13,02%). Hal ini terjadi karena pembagian batang di TPn sebagian besar justru terdapat di bagian pangkal batang. Sedangkan penyebab besarnya pemotongan di bagian pangkal batang adalah karena bagian pangkal batang pada umumnya rusak/pecah akibat teknik penebangan yang relatif kurang baik....
Collections
- UT - Forestry Products [2327]