Studi pengaruh jenis kayu, tipe perekat dan kondisi pengempaan, terhadap sifat fisis dan mekanis LVl. (laminated veneer lumber )

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun menyebabkan peningkatan konsumsi terhadap kayu. Peningkatan kebutuhan terhadap kayu tidak diimbangi dengan kemampuan pasokan kayu dari hutan. Kondisi dilematis yang dihadapi dalam pengelolaan hutan di Indonesia seperti yang dipaparkan di atas menuntut adanya upaya dalam peningkatan efisiensi pemanfaatan hasil hutan, khususnya kayu. Salah satu usaha efisiensi pemanfaatan kayu yang dilakukan di Indonesia adalah dengan mengembangkan teknologi pemanfaatannya. Untuk menggantikan peran kayu gergajian dan kayu lapis sebagai bahan bangunan diperlukan suatu produk yang memiliki tingkat efisiensi yang relatif tinggi dan dapat memanfaatkan jenis-jenis kayu yang berkualitas lebih rendah dan dapat tumbuh dengan cepat (fast growing species) yang terdapat di Indonesia. LVL (Laminated Veneer Lumber) sebagai salah satu produk turunan dari kayu lapis, memiliki peluang untuk menjadi produk pengganti dari kayu gergajian dan kayu lapis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis kayu, tipe perekat dan kondisi pengempaan terhadap sifat fisis dan mekanis LVL yang dibuat dari jenis kayu Pinus (Pinus merkusii), Sengon (Paraserianthes falcataria), Jabon (Anthocephalus sp.), Khaya (Khaya anthoteca) dan Afrika (Maesopsis emenii). Contoh uji LVL dibuat dengan ukuran 40 cm x 20 cm dengan ketebalan 2 cm yang kemudian diuji sifat fisis dan mekanisnya. Pengujian sifat fisis meliputi kadar air dan berat jenis, sedangkan pengujian sifat mekanis terdiri dari keteguhan lentur statis dan keteguhan rekat. Pengujian kadar air dan berat jenis menggunakan standar ASTM D 2395-93, pengujian keteguhan lentur statis meng- gunakan standar BS 373: 1957 dan pengujian keteguhan rekat menggunakan standar SNI 01-2704- 1992. Untuk mengetahui pengaruh jenis kayu, tipe perekat dan kondisi pengempaan terhadap sifat fisis dan mekanis LVL, maka dalam penelitian ini digunakan model rancangan acak lengkap pola faktorial 5 x 2 x 2 dengan empat kali ulangan yang terdiri dari tiga faktor. Faktor A adalah jenis kayu (5 taraf), yaitu Pinus (A1), Sengon (A2), Jabon (A3), Khaya (A4) dan Afrika (A5). Faktor B adalah tipe perekat (2 taraf), yaitu urea formaldehida (B1) dan phenol formaldehida (B2). Sedangkan faktor C adalah kondisi pengempaan, terdiri dari kempa panas (C1) dan kempa dingin (C2).