Pengaruh berat jenis kayu terhadap defleksi pada batas proporsi pada kondisi kering udara dan basah
View/ Open
Date
1997Author
Efrina, Devi
Sadiyo, Sucahyo
Darmawan, I.Wayan
Metadata
Show full item recordAbstract
Dalam penggunaan kayu untuk kepentingan struktural, maka struktur kayu tersebut harus mampu memikul beban rancang secara aman, tanpa mengalami kelebihan tegangan dan mempunyai defleksi yang masih dalam daerah yang diijinkan. Defleksi berlebihan atau defleksi di atas batas proporsi merupakan suatu indikator terjadinya kelebihan tegangan pada suatu bagian struktur. Melihat pentingnya nilai defleksi tersebut, penelitian ini mencoba untuk mengetahui pengaruh berat jenis kayu terhadap defleksi pada batas proporsi.
Suatu balok akan melentur (mengalami defleksi) sebagai akibat dari beban yang bekerja secara transversal pada balok. Defleksi pada batas proporsi suatu balok merupakan besarnya kelengkungan maksimum yang terjadi apabila suatu balok dibebani sampai pada batas proporsi (Schodek, 1991).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi berat jenis kayu. Jenis kayu yang diuji terdiri dari 15 jenis kayu perdagangan, yaitu agathis, jeunjing, mabang, weru, pinus, mahoni, punak, kapur singkel, jati, akasia, keruing, sonokeling, eboni, kempas dan damar laut. Nilai rata-rata berat jenis dari ke 15 jenis kayu tersebut pada kondisi kering udara berkisar antara 0.48 -0.95 dan pada kondisi basah antara 0.44 0.91.
Standar pengujian yang digunakan dalam penentuan defleksi dan beban ppada batas proporsi adalah British Standard Methods of Testing Small Clear Specimen of Timber BS 373-57 dengan contoh uji berukuran 2 cm x 2 cm x 30 cm.
Titik singgung atau perpotongan antara kurva regresi linear di bawah batas proporsi dengan kurva kuadratik di atas batas proporsi jika diplotkan pada sumbu x akan diperoleh nilai beban pada batas proporsi dan jika pada sumbu y akan diperoleh OAN nilai defleksi pada batas proporsi....
Collections
- UT - Forestry Products [2337]