Show simple item record

dc.contributor.advisorRosalina, Upik
dc.contributor.authorSetyawan, Teguh Priyadi
dc.date.accessioned2024-04-04T02:52:43Z
dc.date.available2024-04-04T02:52:43Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/145337
dc.description.abstractPertumbuhan polion yang pada umumnya lambat dan berjangka panjang, memerlukan strategi dalam penyusunan tujuan-tujuan pengelolaannya. Pengetahuan mengenai tingkat produktivitas suatu lahan hutan akan menentukan perlakuan pengelolaan hutan yang cocok untuk diterapkan pada areal hutan tersebut agar produktivitas lahan dapat tetap terjaga. Agar produktivitas lahan hutan tetap terjaga, perlu dipahanu bagaimana perubahan nilai produktivitas serasah dan hubungannya dengan laju dekomposisinya harus secara komprehensif dan terintegrasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan model matematik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas dan laju dekomposisi serasah pada hutan alam primer dan hutan bekas tebangan, di hutan alam produksi Pasir Mayang. Jambi, mempelajari hubungan produktivitas dan laju dekomposisi serasah secara kuantitatif, dan melihat kecenderungan dan menentukan model analisis kecenderungan produktivitas serasah pada kedua tipe hutan secara empiris. Metode penelitian terdiri dari dua tahap yaitu: (1) tahap eksplorasi atau pemilahan data serta (2)tahap analisa data. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 6x2 dengan beda ulangan untuk produktivitas serasah yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor fase perkembangan/status vegetasi hutan (A) dan faktor musiın (B) dan pola faktorial 5x2x2 (tiga ulangan) untuk laju dekomposisi serasah dengan faktor-faktor fase perkembangan hutan (A), kemiringan lahan (B) dan musim (C). Untuk mengetahui hubungan produktivitas dan laju dekomposisi serasah digunakan pendekatan korelasi, sedangkan untuk mengetahui kecenderungan produktivitas serasah di hutan primer dan hutan bekas tebangan didekati dengan model analisis kecenderungan dengan model terbaik. Produktivitas serasah rataan pada hutan primer memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan hutan bekas tebangan. Hutan primer memiliki produktivitas serasah sebesar 8,284 ton/ha/th. sedangkan hutan bekas tebangan memiliki produktivitas serasah sebesar 6,281 ton/ha/th. Berdasarkan fase perkembangan hutan, maka secara berturut-turut nilai produktivitas serasah mulai dari yang terendah pada hutan bekas tebangan tahun 1983/1984 sebesar 6,182 ton/ha/th, hutan bekas tebangan tahun 1979/1980 sebesar 6,380 ton/ha/th, diikuti hutan primer mulai dari hutan tingkat muda hingga dewasa, yaitu: hutan primer fase dinamika 17,418 ton/ha/th, fase dinamika 28,303 ton/ha/th, fase homeostatis 18,604 ton/ha/th dan pada fase homeostatis 2 sebesar 8,813 ton/ha/th.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest managementid
dc.subject.ddcForestryid
dc.titleHubungan produktivitas dan laju dekomposisi serasah pada hutan alam primer dan hutan bekas tebangan di hutan alam produksi Pasir Mayang Jambiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record