Motilitas spermatozoa asal epididimis monyet ekor panjang (Macacas fascicularis) dalam pengencer talp hepes dan modifikasinya pada temperatur penyimpanan yang berbeda
Abstract
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah salah satu spesies satwa primata yang digunakan sebagai hewan model dalam penelitian biomedis. Dalam usaha meningkatkan populasi monyet ini di tempat penangkaran ditemukan bahwa teknik- teknik rekayasa reproduksi seperti inseminasi buatan, fertilisasi in vitro dan embrio transfer dapat diterapkan pada spesies primata tersebut. Namun tingkat keberhasilan teknik-teknik tersebut masih cukup rendah. Salah satu penyebab keadaan ini adalah sulitnya penyediaan spermatozoa dengan kualitas yang baik sehingga dapat digunakan untuk teknik inseminasi buatan maupun fertilisasi in vitro.
Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari medium yang cocok untuk menyimpan spermatozoa monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) sebelum digunakan untuk teknik fertilisasi in vitro.
Tiga ekor monyet ekor panjang jantan yang telah dewasa kelamin, dipelihara di Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Monyet berumur 9-12 tahun dan berat 4-6 kilogram diambil spermatozoanya dengan teknik aspirasi epididimis. Bahan pengencer yang digunakan untuk menyimpan spermatozoa adalah TALP HEPES (Tyrode's Albumin Lactate Pyruvate) dan modifikasinya. Parameter pengamatan dalam penelitian ini adalah perubahan motilitas spermatozoa selama 72 jam masa penyimpanan didalam temperatur kamar (27°C) dan temperatur lemari pendingin (3-5°C). Sebagai perbandingan, spermatozoa juga disimpan pada temperatur 37 °C selama 24 jam untuk mengetahui motilitas spermatozoa pada kisaran suhu tubuh.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa spermatozoa asal cauda epididimis monyet ekor panjang mempunyai motilitas dan konsentrasi yang tinggi sehingga memungkinkan untuk digunakan pada teknik fertilisasi in vitro maupun inseminasi buatan. Untuk menyimpan spermatozoa tersebut digunakan medium TALP HEPES. suatu medium yang mengandung garam-garam anorganik sederhana. Pada penelitian ini didapatkan daya motilitas spermatozoa yang paling tinggi apabila spermatozoa disimpan dalam medium TALP HEPES pada temperatur kamar (27°C) adalah 30%. Pada kisaran temperatur ini spermatozoa masih menunjukkan pergerakan yang cukup baik pada akhir pengamatan (72 jam). Sedangkan pada kisaran temperatur tubuh (37 °C) dan temperatur lemari pendingin (3-5°C) spermatozoa masih menunjukkan pergerakan yang cukup baik pada penyimpanan kurang dari 24 jam.
Modifikasi TALP HEPES memberikan hasil kurang optimal sebagai medium penyimpanan spermatozoa apabila disimpan pada temperatur kamar (27°C) maupun temperatur tubuh (37°C). Hal ini ditunjukkan dari rendahnya motilitas spermatozoa setelah 24 jam waktu penyimpanan, yaitu hanya berkisar 1-2%. Demikian juga dengan penyimpanan pada temperatur lemari pendingin (3-5°C) spermatozoa yang disimpan dalam modifikasi TALP HEPES hanya menunjukkan motilitas sebanyak 9% pada 24 jam pengamatan…