dc.description.abstract | Peternakan di Indonesia saat ini masih dalam taraf perkembangan yang memiliki kecenderungan meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi, khususnya dari sumber protein hewani berupa susu. Dengan adanya peningkatan kebutuhan akan produk hewani tersebut, peternak dituntut untuk lebih memperhatikan pengelolaan yang baik demi tercukupinya kebutuhan masyarakat. Peningkatan produk hewani ditunjang dengan sistem pemeliharaan untuk mendapatkan efisiensi reproduksi yang optimal. Efisiensi reproduksi untuk sapi perah dapat diketahui melalui angka service per conception, calving interval, conception rate, calf rate dan days open.
Days open merupakan jarak waktu antara melahirkan sampai bunting kembali di Indonesia days open mempunyai angka ≥ 90 hari, sedangkan di luar negeri angka days open 80-85 hari. Sebagian besar peternak tidak mau sapinya setiap setelah melahirkan cepat bunting kembali karena beranggapan akan mengurangi produksi susu. Perpanjangan days open yang menimbulkan kerugian baik materi maupun tenaga harus diatasi dan diketahui kasus reproduksi yang menyebabkan perpanjangan days open.
Studi kasus yang dilakukan di PT. Taurus Dairy Farm bertujuan untuk mengetahui lama perpanjangan days open, kisaran waktu days open, faktor-faktor yang mempengaruhi, kasus reproduksi post partus yang menyebabkan perpanjangan days open dan hal-hal yang menyebabkannya.
Dari hasil studi kasus dapat diketahui perpanjangan days open berturut-turut tahun 1998 sampai 2001 adalah 133.95 hari, 140.19 hari, 119.70 hari dan 147.36 hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi days open di PT. Taurus Dairy Farm adalah manajemen peternakan dengan kasus hipofungsi ovarium dan korpus luteum persisten yang kemungkinan disebabkan faktor nutrisi, kesehatan ternak dan fertilitas induk sapi dengan kasus retensio sekundinae, abortus, abnormal lochia serta endometritis. Prosentase dari beberapa kasus yang terdapat yakni hipofungsi ovarium 27.81%, abortus 7.28%, dan retensio sekundinae 18.36%, abnormal lochia 8.48%, korpus luteum persisten 7.5% dan endometritis 1.59%.
Kasus-kasus tersebut kemungkinan disebabkan oleh sistem perkandangan, sistem loose housing (bebas tidak terikat dalam kandang dalam satu flok), sistem ini mengakibatkan persaingan antar individu dalam pemenuhan kebutuhan pakan. Ternak yang kekurangan pakan dalam persaingan akan mengalami ketidakseimbangan metabolisme sehingga dapat terjadi gangguan reproduksi… | id |