Pemetaan Hutan yang memiliki Nilai Konservasi tinggi Di KPH Pasuruan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
View/ Open
Date
2012Author
Yahdi, Davidia Intan Permata
Prasetyo, Lilik Budi
Kartono, Agus Priyono
Metadata
Show full item recordAbstract
Paradigma baru konservasi menuntut kawasan hutan produksi memiliki
sertifikasi pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL). Sertifikasi PHPL
memberikan penilaian terhadap aspek-aspek pengelolaan hutan yang
memperhatikan kelestarian produksi, kelestarian ekologi dan kelestarian sosial
ekonomi dan budaya masyarakat. Perum Perhutani sebagai salah satu perusahaan
bidang kehutanan dituntut untuk memiliki sertifikat PHPL. Untuk mencapai hal
tersebut Perum Perhutani berpedoman pada 10 prinsip Forest Stewardship
Council. Dari 10 prinsip tersebut, prinsip yang kesembilan menyebutkan bahwa
harus ada pemeliharaan hutan dengan nilai konservasi tinggi. KPH Pasuruan
merupakan salah satu kawasan hutan produksi yang belum memiliki sertifikat
PHPL.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011- Juni 2012 di KPH
Pasuruan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi keanekaragaman
jenis flora dan fauna yang ada di KPH Pasuruan serta memetakan kawasan hutan
yang memiliki nilai konservasi tinggi (High Conservation Value Forest).
Pengambilan data fauna meliputi keanekaragaman mamalia, burung dan
herpetofauna.
Keanekaragaman tumbuhan dan satwa yang ada di KPH Pasuruan tergolong
sedang, dari penelitian yang dilakukan ditemukan 9 jenis mamalia, 47 jenis
burung dan 12 jenis herpetofauna, sedangkan tumbuhan yang ditemukan dengan
keanekarakagaman sedang yang didominasi tingkat vegetasi pohon, tingkat semai
ditemukan dalam jumlah sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi vegetasi
tidak seimbang yang menyebabkan proses suksesi terganggu. Dari penemuan
tumbuhan tidak terdapat jenis tumbuhan yang masuk ke dalam kriteria CITES,
IUCN dan PP No. 7 tahun 1999, sedangkan satwa yang ditemukan sebanyak 2
jenis mamalia yaitu lutung jawa (Trachypithecus auratus) masuk ke dalam redlist
IUCN yaitu kategori vulnerable serta monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)
masuk kedalam Appendix II CITES. Jenis burung punai besar (Treron capellei)
vulnerable, julang mas (Aceros undulatus) termasuk Appendix II. Jenis
herpetofauna tidak ada yang masuk ke dalam kriteria CITES, IUCN dan PP. No 7
tahun 1999. KPH Pasuruan memiliki nilai HCVF yang ditemukan pada petak 26b
(HCVF 1.1; 1.3; 1.4; 2.3), Petak 11a (HCVF 1.1; 1.3; 1.4; 2.3), Petak 5 (HCVF
1.1; 1.4) dan Petak 54a (HCVF 1.1; 1.4).