Studi luas rumpang terhadap kerapatan permudaan alam jenis-jenis komersial di Hutan Rawa Gambut : Studi kasus di HPH PT. SBA Wood Industries, Sumatera Selatan
Abstract
Semakin luas rumpang yang terjadi, semakin tinggi energi matahari yang mencapai lantai hutan. Akibatnya akan terjadi perubahan iklim mikro hutan yang berpengaruh pada proses dinamika permudaan, arsitektur hutan, dan komposisi hutan. Oleh sebab itulah mengapa pada fase rumpang ini merupakan fase yang sangat kritis bagi perkembangan dinamika populasi hutan (Whitmore, 1978).
Tujuan dari perelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara luas rumpang yang terbentuk dengan perubahan iklim mikro hutan dan pengaruhnya bagi kerapatan permudaan alam jenis-jenis komersial di hutan gambut Sumatera Selatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga dalam penentuan sistem silvikultur hutan gambut, terutama pembinaan hutan bekas tebangan yang mengandalkan permudaan alam, khususnya pengaturan keterbukaan lahan/tajuk hutan dan besarnya intensitas cahaya yang diperlukan permudaan alam pada tingkat semai dan pancang.
Penelitian ini dilakukan di areal kerja HPH PT. SBAWI, Sumatera Selatan
dengan lokasi pengukuran di hutan gambut primer dan hutan gambut bekas tebangan
umur 2 tahun. Masing-masing kondisi hutan tersebut dibuat empat buah petak contoh
ukuran 100 m x 100 m (1 ha). Di setiap petak contoh dilakukan analisis vegetasi
untuk menyatakan komposisi dan struktur hutan, pengukuran luas rumpang dan
pemetaan rumpang, kerapatan permudaan alam tingkat semai dan pancang,
penyebaran vegetasi, stratifikasi tajuk hutan, pengukuran iklim mikro hutan seperti
suhu udara, suhu tanah, kelembaban nisbi udara, dan intensitas cahaya, dan analisis
sifat kimia tanah gambut. Untuk analisis data komposisi dan struktur tegakan adalah
penentuan indek nilai penting (INP), indek dominansi (C), indek keanekaragaman
Collections
- UT - Forest Management [2974]