Show simple item record

dc.contributor.advisorBasuni, Sambas
dc.contributor.advisorRachmawati, Eva
dc.contributor.authorBarri, Mufti Fathul
dc.date.accessioned2024-04-03T02:35:13Z
dc.date.available2024-04-03T02:35:13Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144962
dc.description.abstractGunung Salak menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor. 175/kpts-II/2003. Sebelum menjadi bagian dari Taman Nasional, Gunung Salak merupakan gunung yang memiliki banyak jalur resmi pendakian. Kebijakan akibat perubahan status kawasan menyebabkan beberapa jalur resmi menjadi jalur tidak resmi. Keberadaan jalur tidak resmi membuat kegiatan pendakian tidak terkontrol dan berpotensi menyebabkan kecelakaan dalam pendakian. Perencanaan jalur berdasarkan preferensi pendaki merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengontrol kegiatan pendakian dan menurunkan tingkat kecelakaan dalam kegiatan pendakian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengelolaan jalur-jalur pendakian Gunung Salak, mengidentifikasi preferensi dan persepsi para pendaki dalam penggunaan jalur pendakian, mengidentifikasi kondisi jalur-jalur pendakian Gunung Salak, dan merencanakan pemanfaatan jalur pendakian Gunung Salak berdasarkan preferensi pendaki. Data yang dikumpulkan meliputi pengelolaan jalur pendakian Gunung Salak, preferensi dan persepsi pendaki dalam pemilihan jalur pendakian Gunung Salak, dan kondisi jalur pendakian Gunung Salak baik jalur resmi maupun tidak resmi. Data yang diperoleh dianalisis untuk menghasilkan suatu bentuk perencanaan terhadap jalur pendakian Gunung Salak, terutama untuk jalur-jalur tidak resmi. Perencanaan dilakukan berdasarkan preferensi pendaki dalam penggunaan jalur pendakian dan karakteristik jalur pendakaian. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa kualitas dan kuantitas sumberdaya pengelola merupakan kendala yang dihadapi taman nasional dalam mengelola jalur pendakian. Persepsi pendaki menunjukkan ketidakpuasan akan pelayanan kegiatan pendakian. Prosedur pendakianpun dianggap merumitkan proses pendakian. Penelitian ini menunjukkan adanya dua jalur tidak resmi yang menjadi preferensi pendaki dalam kegiatan pendakian Gunung Salak. Jalur-jalur tersebut ialah jalur Cimelati dan jalur Curug Nangka dengan persentase masing- masing sebesar 26,56% dan 15,63%. Sementara itu, jalur resmi pendakian yaitu jalur Cidahu dan Pasir Reungit masing-masing memiliki persentase sebesar 12,50% dan 6,25%. Berdasarkan hasil identifikasi jalur pendakian, jalur Cimelati dan Curug Nangka merupakan jalur yang aman untuk dilalui pendaki dengan tingkat kesulitan yang rendah dibandingkn jalur pendakian lainnya sehingga kedua jalur tersebut layak untuk dimanfaatkan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcConservation of Forest and Resources Ecotourismid
dc.subject.ddcSukabumiid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.titlePerencanaan pemanfaatan jalur pendakian Gunung Salak berdasarkan preferensi pendaki (studi kasus penggunaan jalur resmi dan tidak resmi jalur pendakian Gunung Salak, Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Jawa Barat)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordMountaineering routeid
dc.subject.keywordMount salakid
dc.subject.keywordNational parkid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record