Show simple item record

dc.contributor.advisorOntario, Jojo
dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.advisorZuhud, Ervizal A.M.
dc.contributor.authorNugroho, Ignatius Adi
dc.date.accessioned2024-04-03T02:13:43Z
dc.date.available2024-04-03T02:13:43Z
dc.date.issued1998
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144932
dc.description.abstractPotensi Tumbuhan Obat yang dimiliki oleh Taman Nasional Meru Betiri cukup besar sehingga perlu dikelola dengan baik. Untuk itu diperlukan informasi yang lengkap dan akurat agar pengelolaarnya tetap lestari. Informası yang akurat mengenai letak dan posisi tumbuhan obat belurn dimiliki oleh Taman Nasional Meru Betiri. Hal ini diperkuat oleh Ahmadi (1994) bahwa peta penyebaran tumbuhan obat di Taman Nasional Meru Betiri belum ada sehingga menyulitkan penelitian mengenai tumbuhna obat. Sementara itu perkembangan teknologi komputer yang semakin canggih dapat membantu pemetaan. Software Sistem Informasi Geografi (SIG) Arc/info dapat digunakan dimana data dapat diperoleh dengan cepat, ditambah, dikurangi atau diperbaharui sehingga menghemat waktu, biaya dan tenaga Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari penyebaran 11 spesies tumbuhan obat yang terdiri atas kemukus (Piper cubeba), pakem (Pangnun edule), kemiri (Aleurites moluccana), garu Antidesma montarum), glintungan (Bischofia javanica), kedaung (Parkia raxburghii), walik upik (Macaranga denticulata), tutup merah (Macaranga tanarius), joho lawe (Terminalia ballerica), kembang jelaprang (Drypetes assamica) dan talok (Grewia celtidifolia) dan hubungan antara masing- masing spesies dengan kelas tinggi dan kelas lereng Untuk pengolahan data dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG), data yang diperoleh dibedakan menjadi dua, yaitu data atribut yang terdiri atas jumlah individu spesies, diameter pohon, kerapatan dan dominansi. Sedangkan data spasial (ruang) terdiri atas kelas tinggi dan kelas lereng. Pengambilan data atribut dilakukan pada taraf intensitas 100% dengan areal seluas 100 hektar pada tingkat diameter pohon lebih besar atau sama dengan 10 cm. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa distribusi Piper cubeba tidak terkait erat dengan ketinggian maupun kelerengan. Individu ditemukan mulai ketinggian antara 0-500 meter dpl dan kelerengan B hingga E. Meskipun demikian ada ketinggian maupun kelerengan tertentu yang disukai sebagai tempat tumbuhnya sehingga ada faktor lain yang terkait dengan distribusinya. Pola distribusi Piper cubeba agregat mengelompok Distribusi Pangium edule terkait erat dengan ketinggian dibandingkan kelerengan. Angka frekuensi makin besar dengan makin rendahnya ketinggian. Pertumbuhan pohon Pangiun edule diduga sudah maksimal. Diameter pohon 49 cm tidak ditemukan diantara 289 individu. Pola distribusinya agregat mengelompok Distribusi Aleurites moluccana tidak terkait erat dengan ketinggian maupun kelerengan. Meskipun demikian, ada lokasi yang disenangi sebagai tempat tumbuhnya yaitu dipuncak-puncak bukit dengan kelerengan curam. Hal ini terkait dengan kebutuhannya akan sinar matahari. Pola distribusinya acak mengelompok Distribusi Antidesma montanum terkait erat dengan ketinggian dibandingkan kelerengan. Makın rendah ketinggian frekuensinya diternukan semakin besar. Meskipun tidak terkait erat dengan kelerengan, tetapi ada kelerengan tertentu yang disukai sebagai tempat tumbuhnya. Pola distribusinya agregat mengelompok....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest conservationid
dc.subject.ddcMedicinal plantsid
dc.titleStudi penyebaran II spesies tumbuhan obat di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur dengan menggunakan sistem informasi geografi (SIG)id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record