| dc.description.abstract | Inventarisasi hutan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan dan besarnya kekayaan (volume kayu) yang terkandung di dalam suatu areal hutan guna memperoleh dasar-dasar perencanaan pengelolaan selanjutnya. Pelaksanaan inventarisasi hutan di lapangan biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara sensus dan sampling. Cara sensus merupakan cara yang menghasilkan tingkat ketelitian yang tinggi, karena pengukuran dilakukan terhadap seluruh areal hutan sehingga tidak dipengaruhi oleh kesalahan penarikan contoh, tetapi membutuhkan pengorbanan (biaya, waktu dan tenaga kerja) yang lebih besar dan kesalahan bukan karena penarikan contoh (human error) yang cukup tinggi untuk areal yang luas. Tingkat ketelitian cara sampling sangat dipengaruhi oleh metode sampling yang digunakan, bentuk, ukuran dan posisi sample plot di lapangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketelitian strip sampling dan line plot sampling, menentukan efisiensi relatif line plot sampling terhadap strip sampling dan membandingkan waktu yang dibutuhkan dalam pengukuran dimensi pohon antara jalur contoh dengan petak ukur lingkaran.
Penelitian dilakukan di areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Austral Byna yang terletak di Kecamatan Muara Teweh, Kabupaten Daerah Tingkat II Barito Utara, Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 19 Nopember 1997 sampai dengan 16 Desember 1997.
Petak contoh yang digunakan pada strip sampling berupa jalur dengan panjang 1 km dan lebar 20 m, sedangkan pada line plot sampling digunakan lingkaran dengan luas 0,1 ha dan jari-jari 17,8 m. Unit contoh diambil dari 5 petak/populasi yang terpisah, yaitu 2 petak pada hutan primer (BR48, BR49) dan 3 petak pada hutan... | id |
