Show simple item record

dc.contributor.advisorThohari, A. Machmud
dc.contributor.advisorSantosa, Yanto
dc.contributor.authorSipayung, Ronald Setiadi
dc.date.accessioned2024-04-02T07:09:58Z
dc.date.available2024-04-02T07:09:58Z
dc.date.issued1994
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144810
dc.description.abstractGajah Sumatera (Elephas maximus sumateranus Temminck, 1847) adalah salah satu jenis satwa liar langka yang telah tercantum dalam Red Data Book IUCN. Tingginya gangguan terhadap habitat gajah oleh aktifitas manusia dan kegiatan pembangunan menyebabkan populasi gajah semakin menurun dan terpecah-pecah. Kondisi habitat dan populasi yang berbeda memungkinkan adanya. perbedaan morfologis, sehingga perlu ditelaah kemungkinan adanya perbedaan ukuran morfologis diantara populasi Aceh dan Riau. Usaha menjaga kelestarian gajah memerlukan data mengenai struktur umur, informasi ini berguna untuk mengetahui kecenderungan populasi apakah meningkat, stabil atau menurun. Perubahan penyebaran dan pemencaran gajah merupakan hal yang penting dalam penentuan pengelolaan gajah sumatera. Untuk keperluan tersebut perlu diketahui metoda pendugaan umur gajah sumatera dan evolusi pemencaran, dalam hal ini di Aceh dan Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan metoda pendugaan umur gajah berdasarkan beberapa parameter morfologis, membandingkan ukuran parameter morfologis gajah Aceh dan Riau serta mempelajari evolusi pemencaran gajah di kedua propinsi tersebut. Penelitian dilakukan di Pusat Latihan Gajah Aceh dan Riau selama bulan Oktober 1993. Parameter-parameter morfologis yang digunakan untuk menduga umur adalah parameter yang terbaik dalam menjelaskan umur. Penyusunan metoda pendugaan umur gajah menggunakan perhitungan Regresi Linier berganda (Backward Elimination Procedure), yaitu mencari persamaan terbaik yang memuat peubah penduga yang paling baik dalam menduga umur. Untuk mengetahui perbedaan ukuran morfologis antara gajah Aceh dan gajah Riau dilakukan perbandingan parameter morfologis pada umur dewasa (>7 thn). Dan untuk evolusi pemencaran gajah dilakukan studi literatur terhadap keadaan hutan, areal pertanian, penyebaran populasi gajah dan data penunjang lainnya. Gajah yang terukur sebanyak 58 ekor, 29 di Riau dan 29 di Aceh. Dengan komposisi kelamin di Aceh 9 jantan (1-16 tahun) dan 20 betina (2.5-22 tahun), sedangkan di Riau 12 jantan (5-11 tahun) dan 17 betina (5-18 tahun). Terlihat pertumbuhan yang linier sejalan dengan bertambahnya umur gajah. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest conservationid
dc.subject.ddcElephantsid
dc.titleKajian morfometrik dan evolusi pemencaran gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Riau dan Acehid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record