dc.description.abstract | Penghasil kayu yang terbesar adalah jenis dipterocarpaceae terutama meranti (Shorea spp.). Selain kayu, beberapa dipterocarp juga menghasilkan damar dan tengkawang. Tengkawang dan damar merupakan hasil hutan non kayu yang mempunyai prospek pasar cerah, tetapi produksinya terus mengalami penurunan karena masih tergantung pada kondisi alam dan musim panen yang tidak menentu. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya pohon penghasil tengkawang dan damar yang ditebang oleh HPH untuk dijadikan bahan baku kayu pertukangan. Untuk itu pohon tengkawang dan damar perlu dibudidayakan secara khusus dengan suatu usaha silvikultur sehingga kualitas semai dipterocarpaceae dapat ditingkatkan.
Usaha silvikultur tersebut antara lain adalah dengan cara menginokulasi cendawan mikorhiza. Peran mikorhiza terhadap peningkatan kualitas semai telah banyak diketahui dari berbagai penelitian dan percobaan terdahulu. Tetapi pemanfaatan mikorhiza masih banyak menemui kendala yaitu kecocokan (compatibility) jenis antara inang dan cendawan, perbanyakan dan pengemasan inokulum, teknik inokulasi yang praktis serta tingkat efektivitas dan infektivitasnya di lapangan belum banyak diketahui.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi tingkat efektivitas dan infektivitas ektomikorhiza (Scleroderma columnare, Scleroderma sinnamariense, Scleroderma geaster dan Suillus bovinus) yang diinokulasikan pada semai dipterocarpaceae penghasil tengkawang dan atau damar (Anisoptera marginata, Hopea mengarawan, Hopea sangal, Shorea faguetiana, Shorea lepidota, Shorea macrophylla, Shorea mecistopteryx, Shorea pinanga dan Shorea stenoptera) setelah ditanam di lapangan... | id |