Tinjauan ekonomi pengawetan kayu bangunan perumahan di Perumnas Depok
View/ Open
Date
1998Author
Sitepu, Arya Janson Medianta
Tarumingkeng, Rudy C.
Manurung, E.G.Togu
Metadata
Show full item recordAbstract
Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan laju pembangunan nasional, kebutuhan masyarakat terhadap perumahan meningkat pesat. Pemerintah menaruh perhatian besar dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Pada PELITA VI, Perumnas telah berhasil merealisasikan pembangunan rumah sebanyak 56.222 unit hingga Agustus 1997 dari rencana target pembangunan tahun 1997 sebanyak 68.580 unit (Suara Pembaruan, 1997).
Pembangunan perumahan sederhana umumnya diperuntukkan dapat dijangkau oleh masyarakat luas terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Komponen kayu yang dipergunakan umumnya menggunakan kayu berkeawetan rendah dan tidak dilakukan pengawetan yang menyebabkan pemborosan terhadap kayu dan komponen lain yang dipergunakan bersama dengan kayu tersebut. Dengan pengawetan kayu diharapkan dapat memperpanjang umur pakai kayu sehingga tidak diperlukan biaya dan tenaga untuk membongkar dan membangun kembali bangunan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh serangan berbagai perusak dan biaya pengawetan kayu yang dikeluarkan untuk mengetahui sejauh mana biaya yang dikeluarkan dapat menekan kerugian yang ditimbulkan pada perumahan sederhana di Perumnas Depok.
Biaya pengawetan kayu dihitung dengan mengalikan kebutuhan kayu/tipe rumah dengan biaya pengawetan kayu/m². Sedangkan kerugian ekonomi didekati dari perhitungan persentase kerusakan kayu pada masing-masing rumah contoh. Persentase kerusakan diperoleh dari perbandingan antara volume obyek yang diserang dengan jumlah volume keseluruhan obyek dan dinyatakan dalam persen Kerusakan yang diteliti adalah kerusakan yang terjadi pada berbagai komponen bawah atap.
Collections
- UT - Forest Products [2310]