Studi karakteristik bahan baku berupa tumbuhan obat di pabrik jamu PT Nyonya Meneer Indonesia, Semarang
Abstract
Dewasa ini pemanfaatan tumbuhan yang berkhasiat obat semakin meningkat, baik yang dilakukan oleh kelompok, maupun perorangan yang berukuran skala kecil maupun dalam skala besar. Sebanyak 940-1000 spesies telah digunakan sebagai obat tradisional (Soepardi, 1957 dan Hargono at al. 1986). Diantaranya yang dimanfaatkan oleh perusahaan (industri jamu) untuk memproduksi obat modern dan obat tradisional sebanyak 283 spesies (Ditjen POM, 199||
Pertumbuhan yang pesat dari perusahaan jamu dewasa im, yang mengakibatkan peruuntaan atau, pengadaan bahan baku simplisia yang semakin besar juga. Kegiatan pengadaan bahan baku tumbuhan obat (simplisia) adalah merupakan salah satu kegiatan terpenting dalam mata rantai produksi jamu untuk menjaga kelangsungan produksinya.
Simplisia adalah bahan baku alamiah baik nabati maupun hewani yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabat: adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa zat kimia murni (Depkes, 1989)
Sampai saat ini sebagian besar bahan baku simplisia masih dipanen dari alam dan dilain pihak
kebutuhan bahan baku yang terus meningkat. Apabila upaya pelestarian pemanfaatan tumbuhan obat
tidan dilakukan maka dikhawatirkan akan terjadi kekurangan suplai bahan baku, maka untuk itu perlu diadakan penelitian dan pembudidayaan tumbuhan obat. Dimana kegiatan penelitian dan pembudidayaan ini sebelumnya membutuhkan data-data yang diperlukan untuk dapat menentukan
perioritas utama.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik tumbuhan obat sebagai bahan baku jamu yang berasal dari hutan, dan keberadaannya di alam.
Dengan diketahuinya data tentang jenis, dan karakteristik tumbuhan obat yang digunakan. diharapkan akan memberikan masukan dalam mempertimbangkan arah penelitian dan pengembangan komunitas tumbuhan obat yang lebih efektif, efisien dan selektif untuk kelestarian pemanfaatan,
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder tentang jenis dan
jumlah bahan baku tumbuhan obat berupa simplisia yang digunakan oleh PT. Nyonya Meneer
Indonesia selama tiga tahun (1996-1998), sedangkan data primer yang diperoleh meliputi tata niaga
dan proses pengadaan bahan baku tumbuhan obat berupa simplisia. Metode pengambilan data sekunder diperoleh dari catatan pembelian bahan baku tumbuhan obat (simplisia) dari suplier simplisin oleh perusahaan dan studi pustaka yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Dan data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan devisi pengadaan bahan baku dan sebagian kecil dengan masyarakat pengumpul simplisia khususnya untuk pengumpul
simplisia yang telah dapat dibudidayakan...