Dampak penerapan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia terhadap karakteristik hidrologi, laju erosi, dan sedimentasi di Sub DAS Keramu DAS Barito Propinsi Kalimantan Tengah : Studi kasus di HPH PT Sarang Sapta Putra
View/ Open
Date
2002Author
Cahyadi, Ether
Arifjaya, Nana M.
Hendrayanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Kerusakan hutan alam di beberapa daerah aliran sungai (DAS) akibat aktivitas pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) sebagai akibat tekanan ocududuk dan desakan pembangunan sudah sangat memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan meluasnya lahan kritis, kekurangan air pada musim kesaarau, banjir pada musim penghujan, dan penurunan produktivitas tanah oleh crosi.
B Komposisi jenis tegakan, umur, dan sistem silvikultur yang diterapkan dalam pengelolaan hutan akamakan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya hasil air, tanah yang tererosi, dan sedimentasi, University
Dalanı rangka memanfaatkan sumber daya hutan alam produksi secara lestari di indonesia. telah ditetapkan sistem silvikultur pengelolaan hutan alam produksi yang pelaksanaannya secara resmi ditandai dengan penerbitan SK Direktur Jendral Kehutanan Nomor 35/kpis/DD/1/1972 tentang pedoman Tebang Pilih Indonesia (TPI). Tebang Habis dengan Permudaan Alam (THPA). Tebang Habis dengan Penanaman Buatan (THPB). dan Pedoman-pedoman pengawasanya. Dalam pelaksanaannya dijumpai beberapa kesulitan, sehingga pada tahun 1989 sistem silvikultur tersebut disempurnakan dengan diterbitkannya SK Mentri Kehutanan Nomor: 485/Kpts-11/1989 tentang sistem Silvikultur Pengelolaan Hutan Alam Produksi di Indonesia. Surat keputusan mu kemudian ditindaklanjuti dengan SK Direktur Jendral pengusalcin Hutan Nomor 564/Kpts/IV-PH1/1993 tentang pedoman TPTI yang bertujuan untuk mengatur pemanfaatan butan alam produksi, dan meningkatkan nilai hutan baik secara kualitas tampan kuantitas pada areal bekas tebangan untuk rotasi tebang berikutnya agar terbentuk tegakan hutan campuran yang diharapkan dapat berfungsi sebagai penghasil kayu penghara industri secara lestari
Akibat pengelolaan hutan alam oleh HPH PT Sarang Sapta Putra di Propinsi Kalimantan Tengah sangat menarik diteliti karena kegiatan pengelolaan pada HPH yang berupa penebangan, penyaradan dan pembukaan wilayah hutan (PWH) akan merubah pola penutupan lahan. Perubahan pola penutupan lahan dari lahan berhutan menjadi tidak berlutan akibat aktivitas penebangan, penyaradan dan PWH akan memberikan perubahan terhadap respon hidrologi, besar kecilnya erosi dan sedimentasi
di Sub DAS Keramu. Oleh sebab itu perlu diketahui seberapa jauh keberadaan HPH PT SSP dengan sistem silvikultur yang diterapkanya berpengaruh terhadap keseimbangan tata air dan tanah di Sub DAS Keramu....
Collections
- UT - Forest Management [2956]